Saleum Syedara! Kali ini saya akan mengulang kembali sebuah cerita yang terdapat dalam sebuah kitab ilmu bayan yang membahas tentang "matsal", namun disini saya tidak menulis dalam bahasa Arab lho...tapi saya coba terjemahkan kedalam bahasa ibu pertiwi kita....ah jangan banyak muqaddimahnya qan,...langsung ja ceritain, tak sabar ne....okedeh.....
Ceritanya gini lho...ada seorang wanita benama Rasus binti Raqith bin Zararah yang telah menikah dengan seorang pria tua bernama Umar bin Adas. Pria itu adalah seorang pemurah hati yang selalu memberikan makanan, minuman dan susu yang lezat kepada sang istrinya. Namun disayangkan sang istrinya tidak pernah mengakui kebaikan yang dilakukan oleh suaminya karena suaminya adalah seorang lelaki yang sudah tua, walaupun suaminya memiliki banyak harta dan telah melakukan yang terbaik baginya. Namun apa hendak dikata, Pada suatu hari sang istri meminta untuk diceraikan, maka mereka pun bercerai. Setelah itu wanita tersebut menikah dengan seorang pemuda yang tampan bernama Umar bin Ma’ad bin Zararah yang tiada lain adalah abang sepupunya. Namun pemuda itu adalah seorang peria miskin yang tidak memiliki harta sebagaimana mantan suaminya. Hari demi hari bulan demi bulan terus berlalu sang istri tersebut bersama suaminya yang baru, sehingga tibalah pada suatu musim yaitu musim dingin, kemudian wanita tersebut mengutus seseorang kepada mantan suaminya untuk meminta susu, maka pada ketika itulah keluar kata-kata dari suaminya yang pertama “Pada musim panas engkau telah menyia-nyiakan susu (الصيف ضيعت اللبن).
Ceritanya gini lho...ada seorang wanita benama Rasus binti Raqith bin Zararah yang telah menikah dengan seorang pria tua bernama Umar bin Adas. Pria itu adalah seorang pemurah hati yang selalu memberikan makanan, minuman dan susu yang lezat kepada sang istrinya. Namun disayangkan sang istrinya tidak pernah mengakui kebaikan yang dilakukan oleh suaminya karena suaminya adalah seorang lelaki yang sudah tua, walaupun suaminya memiliki banyak harta dan telah melakukan yang terbaik baginya. Namun apa hendak dikata, Pada suatu hari sang istri meminta untuk diceraikan, maka mereka pun bercerai. Setelah itu wanita tersebut menikah dengan seorang pemuda yang tampan bernama Umar bin Ma’ad bin Zararah yang tiada lain adalah abang sepupunya. Namun pemuda itu adalah seorang peria miskin yang tidak memiliki harta sebagaimana mantan suaminya. Hari demi hari bulan demi bulan terus berlalu sang istri tersebut bersama suaminya yang baru, sehingga tibalah pada suatu musim yaitu musim dingin, kemudian wanita tersebut mengutus seseorang kepada mantan suaminya untuk meminta susu, maka pada ketika itulah keluar kata-kata dari suaminya yang pertama “Pada musim panas engkau telah menyia-nyiakan susu (الصيف ضيعت اللبن).
Singkat cerita, wanita tersebutpun mendengar
berita demikian dari utusannya, maka dengan spontan dia terkejut dan meletakkan
tangannya pada bahu suaminya dan berkata “Ini” air susu ini lebih baik dari
kamu dan susu kamu yang banyak, walaupun susunya bercampur dengan air namun
lebih baik daripada kamu yang tua yang memiliki air susu murni” (Cerita
ini saya terjemahkan dari kitab Tibyanul Bayan, hal. 127)
wahai kawan!!! apa hendak dikata nasi telah menjadi bubur…... Cerita
diatas mengingatkan kita agar jangan lalai, lengah, menyia-nyiakan suatu
kesempatan yang telah kita miliki untuk kita pergunakan dengan sebaik-baiknya,
jangan nanti ketika kesempatan itu tidak ada lagi, maka baru disitu kita
menyesal atau ingin kembali seperti semula…ingat kawan! ليت الشباب يعود يوما Waktu muda itu tidak akan pernah kembali
lagi, pepatah mengatakan “pikir dahulu pendapatan, pikir kemudian tiada guna.
Justru karena itu, bila anda saat ini masih memiliki orang tua atau orang lain
yang menanggung biaya pendidikanmu, maka belajarlah dengan rajin…gunakan
kesempatan itu,..agar kamu tidak menyesal dikemudian hari….
Syedara….
Saat ini kita hidup di zaman yg berkembang dengan pesat, kemajuan disegala aspek kehidupan silih berganti di mana zaman mempunyai ciri khas yakni perubahan yang cepat, perkembangan teknologi yang semakin pesat, persaingan di semua lini usaha yang begitu ketat. Dan kita dituntut menjadi manusia pembelajar yang bisa menghargai waktu dan mengelolanya secara cerdas, cermat, dan cekatan. Jika kita mampu mengelola waktu dengan begitu smart, bisa dipastikan kehidupan kita akan punya warna, punya ciri, dan berkualitas. Manfaatkan waktu yang begitu berharga! Seperti pepatah berbunyi, time is money (waktu adalah uang).
Tetapi lebih dari itu, time is life (waktu adalah nyawa)…!
Syedara….
Saat ini kita hidup di zaman yg berkembang dengan pesat, kemajuan disegala aspek kehidupan silih berganti di mana zaman mempunyai ciri khas yakni perubahan yang cepat, perkembangan teknologi yang semakin pesat, persaingan di semua lini usaha yang begitu ketat. Dan kita dituntut menjadi manusia pembelajar yang bisa menghargai waktu dan mengelolanya secara cerdas, cermat, dan cekatan. Jika kita mampu mengelola waktu dengan begitu smart, bisa dipastikan kehidupan kita akan punya warna, punya ciri, dan berkualitas. Manfaatkan waktu yang begitu berharga! Seperti pepatah berbunyi, time is money (waktu adalah uang).
Tetapi lebih dari itu, time is life (waktu adalah nyawa)…!
0 comments:
Post a Comment