Tuesday, 17 January 2012

صورة المهمة فى صلاة العيدين


Sejarah
Nabi Muhammad pertama sekali melaksanakan salat hari raya adalah shalat ‘aidul fitri pada tahun dua hijrah, begitu juga shalat ‘aidul adzha. Namun shalat ‘aidul adzha lebih afdal karena ada nash, yaitu
فصلَ لربَك وانحر
Kegiatan Sebelum dan Sesudah shalat
Pada malam ‘aidul fitri sunat mengumandangkan takbir (kecuali wanita tanpa mahram)di jalan, rumah, masjid, pasar dan lain-lain kecuali seperti wc, baik dengan berjalan kaki, berkenderaan, sambil duduk maupun berbaring. Ini semua semenjak terbenam matahari hingga imam mengucapkan takbiratul ihram shalat hari raya (bagi orang yang salat berjama’ah) pada hari raya ‘aidul firi. Adapun ‘aidul adha maka sunat mengumandangkan takbir khusus setelah tiap-tiap shalat mulai subuh hari ‘arafah hingga asar akhir hari tasyrik. Khusus pada sepuluh Zulhijjah sunat mengumandangkan takbir ketika melihat binatang atau mendengar suaranya.
Lafazd Takbir
الله أكبر الله أكبر الله أكبر, الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا لا اله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعزَ جنده و هزم الأحزاب وحده لا اله إلا الله و الله أكبر و لله الحمد
Waktu Salat
Diantara terbit dan tergelincir matahari, namun sunat ketika matahari naik ukuran segalah karena mengikuti Nabi dan keluar dari perselisihan pendapat ulama.
Waktu Menghadiri Tempat Salat
Bagi selain imam sunat datang terlalu pagi untuk mengambil tempat shalat. Adapun imam sunat datang ketika hendak melaksanakan shalat. Dan sunat datang lebih cepat pada hari raya ‘aidil adha agar waktu menyembelih lebih lama, namun sebaleknya ‘aidil fitri agar lama waktu untuk memberikan zakat fitrah sebelum shalat.

Kaifiyat Shalat
Salat ini sama dengan shalat lain tentang rukun, syarat dan sunatnya. Minimal salat ini dua rakaat, namun untuk lebih sempurna yaitu dua rakaat  pada rakaat pertama dengan tujuh kali takbir setelah do’a iftitah dan sebelum membaca al-fatihah dan lima kali pada rakaat kedua dengan suara keras (jihar.) walaupun makmum. Takbir ini bukan fardhu dan sunat ab’adz, tapi sekedar hai ah shalat, oleh karena itu bila tinggal maka tidak sunat untuk sujud sahwi. Dan bila imam mengurangi dari bilangan diatas maka sunat bagi makmum mengikutinya. Sunat membaca
الله والحمد لله و لا إله إلا الله والله أكبر
Diantara tiap-tiap dua takbir diatas


Dua Khutbah Shalat Hari Raya
Setelah selesai melaksanakan shalat tersebut sunat diiringi dengan dua khutbah. Rukun khutbah tersebut sama dengan rukun khutbah jum’at. Adapun syarat-syarat dua khutbah jum’at seperti berdiri, duduk diantara dua khutbah, suci dan menutup aurat maka tidak menjadi syarat pada khutbah hari raya, namun untuk menunaikan sunat mesti ada sima’ isma’ dan khutbah dengan bahasa Arab.



0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews