Sejarah
Nabi Muhammad pertama
sekali melaksanakan salat hari raya adalah shalat ‘aidul fitri pada tahun dua
hijrah, begitu juga shalat ‘aidul adzha. Namun shalat ‘aidul adzha lebih afdal
karena ada nash, yaitu
فصلَ لربَك وانحر
Kegiatan Sebelum
dan Sesudah shalat
Pada malam ‘aidul fitri
sunat mengumandangkan takbir (kecuali wanita tanpa mahram)di jalan, rumah,
masjid, pasar dan lain-lain kecuali seperti wc, baik dengan berjalan kaki,
berkenderaan, sambil duduk maupun berbaring. Ini semua semenjak terbenam
matahari hingga imam mengucapkan takbiratul ihram shalat hari raya (bagi orang
yang salat berjama’ah) pada hari raya ‘aidul firi. Adapun ‘aidul adha maka
sunat mengumandangkan takbir khusus setelah tiap-tiap shalat mulai subuh hari ‘arafah
hingga asar akhir hari tasyrik. Khusus pada sepuluh Zulhijjah sunat
mengumandangkan takbir ketika melihat binatang atau mendengar suaranya.
Lafazd Takbir
الله أكبر الله أكبر
الله أكبر, الله أكبر كبيرا والحمد
لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا لا اله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده
وأعزَ جنده و هزم الأحزاب وحده لا اله إلا الله و الله أكبر و لله الحمد
Waktu Salat
Diantara terbit dan
tergelincir matahari, namun sunat ketika matahari naik ukuran segalah karena
mengikuti Nabi dan keluar dari perselisihan pendapat ulama.
Waktu Menghadiri
Tempat Salat
Bagi selain imam sunat
datang terlalu pagi untuk mengambil tempat shalat. Adapun imam sunat datang
ketika hendak melaksanakan shalat. Dan sunat datang lebih cepat pada hari raya
‘aidil adha agar waktu menyembelih lebih lama, namun sebaleknya ‘aidil fitri
agar lama waktu untuk memberikan zakat fitrah sebelum shalat.
Kaifiyat Shalat
Salat ini sama dengan
shalat lain tentang rukun, syarat dan sunatnya. Minimal salat ini dua rakaat,
namun untuk lebih sempurna yaitu dua rakaat
pada rakaat pertama dengan tujuh kali takbir setelah do’a iftitah dan
sebelum membaca al-fatihah dan lima
kali pada rakaat kedua dengan suara keras (jihar.) walaupun makmum.
Takbir ini bukan fardhu dan sunat ab’adz, tapi sekedar hai ah shalat,
oleh karena itu bila tinggal maka tidak sunat untuk sujud sahwi. Dan bila imam
mengurangi dari bilangan diatas maka sunat bagi makmum mengikutinya. Sunat
membaca
الله والحمد لله و لا
إله إلا الله والله أكبر
Diantara tiap-tiap dua
takbir diatas
Dua Khutbah Shalat
Hari Raya
Setelah selesai
melaksanakan shalat tersebut sunat diiringi dengan dua khutbah. Rukun khutbah
tersebut sama dengan rukun khutbah jum’at. Adapun syarat-syarat dua khutbah
jum’at seperti berdiri, duduk diantara dua khutbah, suci dan menutup aurat maka
tidak menjadi syarat pada khutbah hari raya, namun untuk menunaikan sunat mesti
ada sima’ isma’ dan khutbah dengan bahasa Arab.
0 comments:
Post a Comment