Saturday, 28 January 2012

UPETI/الجزية



 الجزية هي مال يلتزمه الكفار بعقد على وجه مخصوص
Jizyah(upeti) adalah harta yang dibebankan kepada orang kafir dengan akad yang tertentu.

Gambaran umum akadnya
أُقِرُّكُمْ بِدَارِ الْإِسْلَامِ أَوْ أَذِنْت فِي إقَامَتِكُمْ بِهَا عَلَى أَنْ تَبْذُلُوا جِزْيَةً وَتَنْقَادُوا لِحُكْمِ الْإِسْلَامِ
"Saya tempatkan kamu di negeri Islam, atau saya izin kamu berdomisili di negeri Islam dengan ketentuan bahwa kamu memberikan upeti dan mematuhi(tunduk) norma-norma/hokum-hukum Islam[i]".
Makna/Hikmah
Makna/hikmah pengambilan upeti agar dapat membantu umat Islam dan penghinaan bagi orang kafir, dengan demikian semoga mereka mau masuk Islam, apalagi mereka selalu bergaul dengan umat Islam dan mengetahui kebaikan-kebaikan Islam. Jadi bukan tujuannya agar mereka senantiasa dalam kekufurannya. Pemberlakuan upeti ini hanya dalam syariat nabi Muhammad SAW dan terus berlaku hingga turunnya Nabi Isa As. Pada ketika Nabi Isa As sudah turun, maka tidak ditemukan lagi syubhat (kafir), karena nabi Isa diturunkan sebagai hakim.

Rukun dan syarat-syaratnya
1.       Pelaku Akad/teransaksi (عاقد)
v  Yang mengijabkan adalah Imam/penggantinya
v  Menyebut jumlah upeti (minimal satu dinar)
v   
2.       Objek akad (معقود له)

3.       Harta (مال)

4.       Ijab-kabul (صيغة)

5.       Tempat (مكان)


Ukuran Upeti
Minimal upeti per satu orang adalah 1 dinar untuk tiap tahunnya. Disunatkan bagi yang mengambil upeti untuk memungut 2 dinar bagi orang sederhana dan 4 dinar bagi orang kaya.
Teknis Pengambilan Upeti[ii]
Upeti diambil dari kafir zimmi dengan melakukan penghinaan terhadapnya, yaitu: yang mengambil upeti pada posisi duduk, sedangkan kafir zimmi berdiri dengan menundukkan kepala, membungkukkan punggung, dan meletakkan upeti dalam timbangan, kemudian orang yang mengambil upeti tersebut memegang jenggot kafir zimmi dan memukul dua tulang rahangnya (tulang yang menonjol di bawah telinga). Kemudian orang yang mengambil upeti tersebut berkata "Hai musuh Allah, tunaikanlah hak-hak Allah". Teknis pengambilan upeti seperti ini hukumnya sunat.
INGAT! Menurut pendapat yang kuat (dibalik tarjih oleh Imam nawawi) bahwa legalitas hukum teknis pengambilan upeti seperti di atas hukumnya HARAM, Karena tidak ada dalil yang menjelaskan seperti itu baik sunnah maupun perbuatan khulafa' Ar-Rasyidin, oleh karena itu imam Syafi'i dalam kitab Al-Um nya menyatakan bahwa teknis mengambil upeti tersebut dengan cara yang bagus, yaitu lembah-lembut, tanpa menyakiti dan mengeluarkan kata-kata kotor. Adapun tafsir ayat الصغار  bahwa diberlakukan hokum-hukum Islam kepada mereka, bukan memukul dan menyakitinya.


[i] Norma atau hukum Islam yang dimaksud disini termasuk hukum-hukum yang berkaitan dengan mu'amalah, utang-piutang, sanksi mencuri dan sanksi perzinaan kecuali minum minuman yang memabukkan (karena mereka meyakini kehalalannya), ibadah-ibadah, nikah-nakah yang diharamkan, dan perkara lain yang serupa dengan ini.

[ii] Catatan singkat ini dari kitab Mahalli. Kemudian masalah tersebut sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ini, dimana umat Islam yang dihina oleh orang kafir. Kapankah Islam akan jaya kembali, apakah ketika nabi Isa As sudah turun kembali ke bumi ini.?

Thursday, 26 January 2012

Saleum syedara!!! kali ini penulis akan mencoba melukiskan sedikit kata-kata yang mengungkapkan tentang sebuah cerita dalam hidup yang penuh dengan cinta dan sandiwara. Beranjak dari sebuah kisah cinta seorang pemuda yang mendombakan sebuah kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada suatu hari

SEBELUM NASI MENJADI BUBUR

Saleum Syedara! Kali ini saya akan mengulang kembali sebuah cerita yang terdapat dalam sebuah kitab ilmu bayan yang membahas tentang "matsal", namun disini saya tidak menulis dalam bahasa Arab lho...tapi saya coba terjemahkan kedalam bahasa ibu pertiwi kita....ah jangan banyak muqaddimahnya qan,...langsung ja ceritain, tak sabar ne....okedeh.....
Ceritanya gini lho...ada seorang wanita benama Rasus binti Raqith bin Zararah yang telah menikah dengan seorang pria tua bernama Umar bin Adas. Pria itu adalah seorang pemurah hati yang selalu memberikan makanan, minuman dan susu yang lezat kepada sang istrinya. Namun disayangkan sang  istrinya tidak pernah mengakui kebaikan yang dilakukan oleh suaminya karena suaminya adalah seorang lelaki yang sudah tua, walaupun suaminya memiliki banyak harta dan telah melakukan yang terbaik baginya. Namun apa hendak dikata, Pada suatu hari sang istri meminta untuk diceraikan, maka mereka pun bercerai. Setelah itu wanita tersebut menikah dengan seorang pemuda yang tampan bernama Umar bin Ma’ad bin Zararah yang tiada lain adalah abang sepupunya. Namun pemuda itu adalah seorang peria miskin yang tidak memiliki harta sebagaimana mantan suaminya. Hari demi hari bulan demi bulan terus berlalu sang istri tersebut bersama suaminya yang baru, sehingga tibalah pada suatu musim yaitu musim dingin, kemudian wanita tersebut mengutus seseorang kepada mantan suaminya untuk meminta susu, maka pada ketika itulah keluar kata-kata dari suaminya yang pertama “Pada musim panas engkau telah menyia-nyiakan susu (الصيف ضيعت اللبن).
Singkat cerita, wanita tersebutpun mendengar berita demikian dari utusannya, maka dengan spontan dia terkejut dan meletakkan tangannya pada bahu suaminya dan berkata “Ini” air susu ini lebih baik dari kamu dan susu kamu yang banyak, walaupun susunya bercampur dengan air namun lebih baik daripada kamu yang tua yang memiliki air susu murni” (Cerita ini saya terjemahkan dari kitab Tibyanul Bayan, hal. 127)
wahai kawan!!! apa hendak dikata nasi telah menjadi bubur…... Cerita diatas mengingatkan kita agar jangan lalai, lengah, menyia-nyiakan suatu kesempatan yang telah kita miliki untuk kita pergunakan dengan sebaik-baiknya, jangan nanti ketika kesempatan itu tidak ada lagi, maka baru disitu kita menyesal atau ingin kembali seperti semula…ingat kawan! ليت الشباب يعود يوما Waktu muda itu tidak akan pernah kembali lagi, pepatah mengatakan “pikir dahulu pendapatan, pikir kemudian tiada guna. Justru karena itu, bila anda saat ini masih memiliki orang tua atau orang lain yang menanggung biaya pendidikanmu, maka belajarlah dengan rajin…gunakan kesempatan itu,..agar kamu tidak menyesal dikemudian hari….

Syedara….
Saat ini kita hidup di zaman yg berkembang dengan pesat, kemajuan disegala aspek kehidupan silih berganti di mana zaman mempunyai ciri khas yakni perubahan yang cepat, perkembangan teknologi yang semakin pesat, persaingan di semua lini usaha yang begitu ketat. Dan kita dituntut menjadi manusia pembelajar yang bisa menghargai waktu dan mengelolanya secara cerdas, cermat, dan cekatan. Jika kita mampu mengelola waktu dengan begitu smart, bisa dipastikan kehidupan kita akan punya warna, punya ciri, dan berkualitas. Manfaatkan waktu yang begitu berharga! Seperti pepatah berbunyi, time is money (waktu adalah uang).
Tetapi lebih dari itu, time is life (waktu adalah nyawa)…!




Tuesday, 24 January 2012

APA ITU RAHAN/ رهن

PENDAHULUAN 
Rahan secara etimologi(bahasa) bermakna tetap, penahanan dan makna lain yang mendekati dengan ini. Kata rahan juga terdapat dalam hadits, seperti نفس المؤمن مرهونة بدينه حتى يقضى عنه dalam hadist ini rahan bermakna ditahan, yaitu ditahan jiwa orang seorang mukmin untuk bertempat pada tempat(maqam) yang mulia. Lebih lanjutnya hadits tersebut menjelaskan bahwa jiwa orang mukmin akan ditahan daripada menduduki tempat mulia(maqam al-karim) karena tidak melunasi hutang kecuali para nabi, orang miskin yang ada keinginan(azam) untuk melunasinya namun sebelum melunasinya Allah mencabut nyawanya dan ……Pemakaian lafazd rahan menurut syara' dapat digunakan kepada barang yang dirahankan(ain marhunah). Penggunaan kata rahan seperti itu sebagaimana pendapat Al-Baidhawi terdapat pada ayat فرهان مقبوضة, dimana dalam ayat ini rahan bermakna ain marhunah. Sedangkan pendapat Al-Qadhi yang menyatakan bahwa Rahan dalam ayat ini adalah kalimat masdar yang bermakna ارهنوا واقبضوا (gadaikan dan terimakan) adalah penafsiran yag jauh dari makna yang diharapkan karena memerlukan kepada pemalingan makna (pentakwilan). Kemudian lafazd rahan juga dapat digunakan dalam arti yang lain, yaitu akad, sehingga rahan dapat didefenisikan sebagai suatu akad yang menjadikan suatu harta(ain maliah) sebagai jaminan terhadap hutang ketika tidak dilunasi. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa jaminan('ain marhun) tersebut tidak mesti sama banyaknya dengan nilai hutang, kecuali bila yang membuat rahan tersebut adalah wali dengan menggunakan harta milik mahjur(orang yang ditahan penggunaan hartanya, karena kasus hukum). Rasulullah pernah melakukan akad rahan dengan orang Yahudi yang bernama Abu Syaham dengan memberikan baju besi sebagai jaminan(rahan) untuk mendapatkan tiga puluh sa' sya'ir(gandum) untuk konsumsi keluarganya. Menurut pendapat kuat dari Al-Mawardi dan imam imam mazhab lainnya bahwa Rasulullah sebelum wafat sudah melunasi hutang tersebut. Sedangkan baju besi tersebut tidak diambil dari orang Yahudi kecuali setelah Rasulullah wafat dan ini tidak mengindikasikan bahwa rasulullah masih berhubungan rahan dengan Yahudi itu, karena kemungkinan Rasulullah tidak mengambilnya dengan segera setelah melunasi hutangnya. Dan tidak tepat pendapat yang mengatakan bahwa Yahudi telah mengibra' hutang tersebut, karena hutang dapat dikatagorikan juga sebagai sadakah, dimana sadakah telah diharamkan bagi Rasulullah untuk menerimanya. Oleh karena itu, pendapat yang menyatakan bahwa Rasulullah bila berhutang kepada shahabat selalu di ibra' adalah pendapat yang keliru. Alasan Rasulullah dalam melakukan akad rahan dan hutang ketika itu tidak memilih shahabat, tetapi memilih orang Yahudi karena untuk menyatakan bahwa melakukan aktivitas(mu'amalah) dengan ahli kitab dan makan harta mereka adalah hal yang dilegalkan dalam Islam atau karena shahabat tidak pernah meminta kepada Rasulullah jaminan ketika memberikan sesuatu kepada Rasulullah, atau tidak tertutup kemungkinan juga terdapat alasan lain kenapa Rasulullah melakukan akad rahan dan hutang itu dengan orang Yahudi.
 
RUKUN RAHAN
Rukun rahan pada dasarnya sama dengan rukun jual-beli. Oleh karena itu, dalam rahan juga terjadi perbedaan pendapat ulama tentang sistem mu'aathah dan permintaan simurtahin kepada rahin agar me-rahan-kannya. Adapun rukun rahan adalah sebagai berikut: Ijab (إيجاب), Kabul(قبول), Rahin (راهن), Murtahin (مرتهن), Marhun (مرهون), Marhun bih(مرهون به). IJAB DAN KABUL Ijab dan kabul dalam rahan merupakan rukun yang tidak bisa dipisahkan dari keabsahan rahan. Pensyaratan yang dapat merugikan murtahin dan menguntungkan rahin seperti marhun tidak boleh dijual ketika sudah sampai temponya dapat membatalkan rahan. Adapun pensyaratan yang dapat menguntungkan murtahin dan merugikan rahin, namun karena memang tuntutan rahan, seperti terdahulu murtahin dengan marhun ketika mendesaknya orang yang hendak berhutang atau yang disyaratkan itu adalah maslahah terhadap akad rahan tersebut seperti mesti adanya saksi. Begitu juga syarat yang tidak mempunyai maksud dalam rahan seperti marhun itu tidak boleh dimakan kecuali ketika waktu yang ditentukan, maka akad rahan seperti kejadian tersebut tetap sah, sedangkan syarat tersebut tidak berlaku.(Sambungannya akan nyusul Insya Allah)

QAIDAH USHUL FIGH


Qaidah ushul figh merupakan fondasi dasar tempat kembalinya segala persoalan yang terjadi dalam Figh, oleh karena itu ulama figh sangat mengutamakan bagi mur
idnya untuk belajar ilmu ushul figh terlebih dahulu, kemudian baru belajar ushul figh.

Qaidah ushul figh secara keseluruhan sebenarnya cuman ada lima, karena qaidah yang lain adalah penjabaran dari kaidah tersebut. Qaidah tersebut yaitu :
-الْيَقِين لَا يُزَال بِالشَّكِّ .
-الْمَشَقَّة تَجْلِب التَّيْسِير
-الضَّرَر يُزَال .
-الْعَادَة مُحَكَّمَةٌ
-الْأُمُور بِمَقَاصِدِهَا
Qaidah tersebut bukan sekedar ditulis oleh para ulama dari hasil pemikirannya sendiri tetapi itu semua adalah hasil dari pemahaman dari ayat al-qur'an atau hadits. (Lanjutan tulisan ini akan nyusul insya Allah)

KOPI KLUET

Assalamu'alaikum....kuni kabar selamue ino...sendah aku akan ngepup cithok cerito tentang kopi kluat...kuni kiro2 menuruet imbang2ku apakah kito kluat lot ciri khas kopi yang bedo ngon kopi lain...meni lot mari kito bahas samoe-samoe...menurut baku kopi kluat adalah kopi dedak, maksudno oyak kopi saring bagi di daerah2 lain..hehe....ngguh lebi bok...meni lot tulisan atau cerito tentang kopi kluat, silakan kirim baku bok,,,tapi sebaikno bahaso kluat aming no, kaco terkenal bahaso to kano...hehehe...Namun untuk lebih lanjut penjelasan tentang kopi Kluet, silakan di buka link berikut ini http://dmilano.wordpress.com/2011/05/06/si-hitam-manis-nan-menggoda/#comment-2998

Monday, 23 January 2012

Kumpulan Do'a Orang Kampung

Assalamu'alaikum hai kawan-kawan semua....kali ini saya tulis beberapa do'a yang diamalkan oleh sebagian orang kampug di daerah pedalaman...katanya bisa jadi do'a pengasih...jadi bagi temen-temen yg lagi cari jodoh, kalau mengamalkan do'a ini...maka akan banyak yang suka...hehehe...namun saya tak tau benar atau tidak...tpi do'a2 ini saya dapatkan dari salah seorang perempuan yang suka bicara tentang do'a...ya ketika itu mendingan saya tulis aja...
Do'a Pengasih

Tarik tali tamuntung suku tali ba tali balun bagarak matahari alah baturun balun kasebut nyo alah mati, mati mabuk bagilo bayang-bayang si qamarullah di dunio nyo ambo sangko sayang di akhirat kasih tak sudah berkat do'a tilik adam hawo, tilik kupandang nyato-nyato jantung hatinya seperti adam tunduk ke hawa seperti hawa tunduk ke adam berkat kalimah laa ilaaha illalah.
(by. Mak Ib)

Sumber Manusia

اللهمّ يا الهى يا ربّى يا جبرائيل يا مكائيل يا اسرافيل يا ازرائل وادام وهواى وابراهيم واسمعيل ودوود وسليمان واسحق......يا جلال والإكرام قال النبى صلى الله عليه وسلم برحمتك يا ارحم الراحمين
Hai jali, nur jali terjadi nur makrifat air mani (makrifat) sarung badanku kuat aku seperti tak Ali gagah aku seperti tuan tak Hamzah nur Allah nur Muhammad nur Ali baginda Rasulullah janganlah susut wujud unta badanku bertambah lebih Allah yang beri lebih. Nabi Muhammad yang beri berkat janganlah susut cahaya rupaku bertambah bersih Allah yang bersih, nabi Muhammad yang beri berkat. Berkat do'a patarannasi do'a saidina Ali do'a tuan Fatimah nabi, berkat kalimah tuhan laa ilaha illah, huhu dalam sarong dalam selindung po huhu Allah قل هو الله.
(By.Mak Ib)
  

MATAN KITAB TENTANG HUKUM MEROKOK

Berikut ini adalah matan kitab yang saya kumpulkan tentang legalitas hukum merokok perspektif fiqh syafi'iah


Al-Bajuri, Juz 1, hal 343, cet haramain.
قوله ولا بيع ما لا منفعة فيه قيل منه الدخان المعروف لأنه لا منفعةفيه بل يحرم استعماله لأن فيه ضررا كبيرا وهذا ضعيف وكذا القول بانه مباح والمعتمد أنه مكروه بل قد يعتريه الوجوب كما اذا كان يعلم الضرر بتركه وحينئذ فبيعه صحيح وقد يعتريه الحرمة كما اذا كان يشتريه بما يحتاجه لنفقة عياله أو تيقن ضرره .

Hasyiah Syarwani Tuhfah Al-Muhtaj cet. Dar Al-Fikr Juz. 4 Hal. 261
( فائدة ) وقع السؤال في الدرس عن الدخان المعروف في زماننا هل يصح بيعه أم لا والجواب عنه الصحة ؛ لأنه طاهر منتفع به لتسخين الماء ونحوه كالتظليل به .ا هـ . ع ش ويأتي عن قريب عن الرشيدي وشيخنا ما يتعلق بالدخان.

Hasyiah Syarwani Tuhfah Al-Muhtaj cet. Dar Al-Fikr Juz. 4 Hal. 262
قوله: (النفع به) أي بما وقع عليه الشراء في حد ذاته فلا يصح بيع ما لا ينتفع به بمجرده وإن تأتى النفع به بضمه إلى غيره كما سيأتي في نحو حبتي حنطة فإن عدم النفع إما للقلة كحبتي بر وإما للخسة كالحشرات وبه يعلم ما في تعليل شيخنا في الحاشية صحة بيع الدخان المعروف بالانتفاع به بنحو تسخين ماء إذ ما يشترى بنحو نصف أو نصفين لا يمكن التسخين به لقلته كما لا يخفى فيلزم أن يكون بيعه فاسدا والحق في التعليل أنه منتفع به في الوجه الذي يشترى له وهوش به إذ هو من المباحات لعدم قيام دليل على حرمته فتعاطيه انتفاع به في وجه مباح ولعل ما في حاشية الشيخ مبني على حرمته وعليه فيفرق بين القليل والكثير كما علم مما ذكرناه فليراجع اه.رشيدي وقوله لعدم قيام دليل الخ في تقريبه نظر ويكفي في منع إباحته مجرد الخلاف في حرمته عبارة شيخنا قيل مما لا يصح بيعه الدخان المعروف لانه لا منفعة فيه بل يحرم استعماله لان فيه ضررا كبيرا وهذا ضعيف وكذا القول بأنه مباح والمعتمد أنه مكروه بل قد يعتريه الوجوب كما إذا كان يعلم الضرر بتركه وحينئذ فبيعه صحيح وقد تعتريه الحرمة كما إذا كان يشتريه بما يحتاجه لنفقة عياله أو تيقن ضرره اه.

Hasyiah Syarwani Tuhfah Al-Muhtaj cet. Dar Al-Fikr Juz. 3 Hal. 76
ومن هنا يعلم أنه إذا نادى بعدم شرب الدخان المعروف الآن وجب عليهم طاعته وقد وقع سابقا من نائب السلطان أنه نادى في مصر على عدم شربه في الطرق والقهاوي فخلف الناس أمره فهم عصاة إلى الآن إلا من شربه في البيت فليس بعاص لانه لم يناد على عدم شربه في البيت أيضا ولو رجع الامام عما أمر لم يسقط لوجوب شيخنا وقوله فهم عصاة إلى الآن فيه نظر بل الاقرب ما قاله بعضهم أن وجوب امتثال أمر الامام إنما هو في مدة إمامته فلا يجب بعد موته وقوله ولو رجع الامام الخ مر مثله عن ع ش مع ما فيه
Al-Mausu'ah Al-Fighiyah (maktabah syamilah)


ومن الشافعية: جاء في حاشية الشبراملسي على نهاية المحتاج يصح بيع الدخان المعروف في زماننا ، لأنه طاهر منتفع به أي عند بعض الناس. وجاء في حاشية الشرواني على تحفة المحتاج ما ملخصه جواز بيعه. للخلاف في حرمته ولانتفاع بعض الناس به.كما إذا كان يعلم الضرر بتركه ، وحينئذ فيصح بيعه. ولم نعثر على نص في مذهب الحنابلة ، لكن جاء في كشاف القناع ما يمكن أن يستفاد منه جواز بيعه قياسا.قال: السم من الحشائش والنبات ، إن كان لا ينتفع به ، أو كان يقتل قليله ، لم يجز بيعه ، وإن انتفع به وأمكن التداوي بيسيره جاز بيعه ، لما فيه من النفع المباح. «حكم الدخان من حيث الطهارة والنجاسة»
29 - صرح المالكية والشافعية بطهارة الدخان.
قال الدردير: من الطاهر الجماد ، ويشمل النبات بأنواعه ، قال الصاوي: ومن ذلك الدخان وفي نهاية المحتاج قال الشبراملسي في الحاشية: يصح بيع الدخان المعروف في زماننا ، لأنه طاهر منتفع به.
وورد مثل ذلك في حاشية الجمل وحاشية الشرواني وحاشية القليوبي.








31 - يرى جمهور الفقهاء ( الحنفية والمالكية وأحد وجهين عند الشافعية والحنابلة ) أن للزوج منع زوجته من كل ما له رائحة كريهة ، كالبصل والثوم ، ومن ذلك شرب الدخان المعروف ، لأن رائحته تمنع كمال الاستمتاع ، خصوصا إذا كان الزوج لا يشربه .
والوجه الثاني عند الشافعية والحنابلة : أنه ليس له منعها من ذلك لأنه لا يمنع الوطء .
التبغ في نفقة الزوجة :
32 - يرى بعض الشافعية والحنابلة أن الزوجة إن اعتادت شرب الدخان تفكها وجب على الزوج توفيره لها ضمن حقها في النفقة .
ويرى الحنفية أنه لا يلزمه ذلك وإن تضررت بتركه ، قال ابن عابدين : لأن ذلك إن كان من قبيل الدواء أو من قبيل التفكه ، فكل من الدواء والتفكه لا يلزمه .
ولم يصرح المالكية بذلك ، إلا أن قواعدهم كالحنفية في أن الدواء والتفكه لا يلزم الزوج .
Addararussaniyah fikubinnajdiyah (maktabah syamilah)




وقال الشيخ: عبد الله بن سليمان بن حميد: مما حدث في هذا الزمان من البدع الشنيعة والعادات الخبيثة: شرب الدخان، المعروف بالتتن والتنباك، على اختلاف أجناسه وصفات استعماله؛ قد تكلم العلماء الأعلام في تحريمه




PERBEDAAN-PERBEDAAN


1674 الفرق بين القاضي والمفتي (1): الفرق بينهما أن المفتي يقرر القوانين الشرعية.
والقاضي: يشخص تلك القوانين في المواد الجزئية، مثل أن يقول للمشار إليه: عليك البينة، وعلى خصمك اليمين.

779 الفرق بين الحكم والحاكم: أن الحكم يقتضي أنه أهل أن يتحاكم إليه، والحاكم الذي من شأنه أن يحكم. فالصفة بالحكم أمدح وذلك أن صفة حاكم جار على الفعل فقد يحكم الحاكم بغير الصواب فأما من يستحق الصفة بحكم فلا يحكم إلا بالصواب لانه صفة تعظيم ومدح.
780 الفرق بين الحكم والقضاء:(1734).
781 الفرق بين الحكيم والعالم: أن الحكيم على ثلاثة أوجه أحدهما بمعنى المحكم مثل البديع بمعنى المبدع والسميع بمعنى المسمع، والاخر بمعنى محكم وفي القرآن " فيها يفرق كل أمر حكيم "(1) أي محكم، وإذا وصف الله تعالى بالحكمة من هذا الوجه كان ذلك من صفات فعله، والثالث الحكيم بمعنى العالم بأحكام الامور فالصفة به أخص من الصفة بعالم، وإذا وصف الله به على هذا الوجه فهو من صفات ذاته.
المجتهد
من يحوي علم الكتاب ووجوه معانيه، وعلم السنة بطرقها ومتونها ووجوه معانيها، ويكون مصيباً في القياس، عالماً بعرف الناس.
المجتهد: اسم فاعل من اجتهد في الامر: بذل وسعه وطاقته في طلبه، ليبلغ مجهوده ويصل إلى نهايته (ر: اجتهاد).
* من جمع الشروط التالية: 1) العلم بالقرآن والسنة 2) العلم بمسائل الاجماع 3) العلم باللغة العربية وأسرارها وطرائقها في التعبير 4) العلم بأصول الفقه، أي بطرق الاستنباط 5) العلم بالناسخ والمنسوخ 6) الاسلام 7) كمال العقل 8) الفطانة...,) * طبقات المجتهدين...
- المجتهد المطلق: الذي له أصول فقه خاصة به، وقواعد فقهية خاصة به، وتطبيقات فرعية خاصة به.
- المجتهد في المذهب: الذي يتابع إمامه في أصول المذهب، وقد يخالفه في القواعد الفقهية، والتطبيقات الفرعية.
- المجتهد في فرع من فروع الفقه: كالمواريث أو العبادات أو الجنايات
- المجتهد في مسألة من فروع الفقه، كعقود التأمين، والامر بالشراء، ونحو ذلك.
- المحقق: الذي يتابع إمامه في أصول الفقه والقواعد الفقهية، ولكنه يخالفه في التطبيقات الفرعية.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews