Tuesday 21 November 2023

KAMPUNG TINGGI DALAM CATATAN SEJARAH

Kampung Tinggi merupakan salah satu gampong yang ada di kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan, provinsi Aceh. Kampung Tinggi masuk dalam kemukiman Sejahtera.

Gampong Kampung Tinggi berbatasan dengan Gampong Krueng Kluet di selatan dan Gampong Ruak di utara. memiliki 3 buah dusun yaitu Dusun Tinggi, Dusun Sawah dan Dusun Tengah. Masyarakat di Gampong Kampung Tinggi mayoritas menggunakan bahasa Kluet dan Aceh dan sebagian berbahasa Jamee dengan beragama Islam semua. Di Gampong ini terdapat sebuah masjid gampong yaitu masjid Al- Ikhlas,dimana Tanah masjid ini adalah tanah tukar guling dengan tanah Nenek Pawang (Menurut cerita dari H. Syamsi) dan bangunan awalnya merupakan hasil sumbangan/sedekah masyarakat setempat.  Didepan atau sekitar 30 meter terdapat kantor desa. hanya terdapat satu mushalla(dayah) mengingat wilayah Kampung Tinggi tidak berada disepanjang jalan raya melainkan hampir seperti komplek yg banyak lorong. Didusun sawah terdapat bangunan sekolah mulai dari SDN Kampung Tinggi, SMPN 4 Kluet Utara dan SMAN 3 Kluet Utara. Desa ini memiliki banyak sumber penghasilan dari bercocok tanam sehingga 90% masyarakat adalah petani. Kampung Tinggi memiliki banyak kuburan dari tokoh yang diyakini memiliki kelebihan, seperti Kuburan kejerun Lenggang Pasak yang berada di Kampung Tinggi lama (Saudaranya Muhammad Rusdi), Kuburan Syahid (Bak Pawoh). 

Sekilas sejarah asal nama Kampung Tinggi adalah Tebing Natas (Bahasa Aceh: Reuleng Manyang). Pada awal mula, wilayah Kampung Tinggi berada di kawasan dekat dengan sungai, bukan tempat yang ramai berdomisili masyarakat saat ini. Namun tempat yang ramai diduduki oleh masyrakat saat ini bernama Kampung Kubang. Tanah atau wilayah dari Kampung Tinggi hingga Gunung Pudung dulunya bernama Teluk Sinenggan.(1) 

Dulunya sekitar tahun 1960 an untuk menuju ke Kampung Tinggi dari Blang Pidie baru ada satu mobil umum bernama PM ABS yang disupiri oleh Saleh (Menantu Tgk. Labaidin). Sementara di Kampung Tinggi ketika itu tidak dihuni oleh banyak penduduk, begitu juga rumah di gampong ini hanya ada sekitar 10 rumah, yaitu:

1. Rumoh Rayeuk H. Nyak Yakop










2. H. Sareh

3. Muhammad Saleh (Nekgam Surya Asmara/Yoyo)

4. Nyaknoh

5. Rumah H. Nago

6. Rumah Mat Daud

7. Rumoh H. Nyak Sam

8. Rumoh mak Wahi

9. Rumah Haji Samsi









10. Rumah Rahmat Buang(samping rumah Salman)


SUNGAI DEPAN RUMAH Tgk. Ahmad Azmi

Menurut cerita yang diyakini kebenarannya bahwa di depan rumah Ahmad Azmi atau depan kedai panjang/rumah berbaris adalah sungai yang bersambung dengan sungai yang ada sekarang. Hal ini diceritakan oleh H. Syamsi, dimana pada masa beliau saja masih ditemukan batu di dalam sawah/paya tersebut. (2)

Tokoh Agama / Tengku

Pada awal sebelum banyaknya berdiri pesantren/dayah di Kluet, ternyata ada beberapa tokoh agama atau Tgk pada masa itu yang muncul, yaitu:

1). Tgk. Gunung Hiju/Hijau

2). Tgk. Sayid Shaleh

3). Tgk. Sayid Mahmud

4). Tgk. Direndung(Meninggal di Gunung Pudung,...Konon kuburnya di atas Ledep gunung pudung).

5). Tgk. Kluet di Kuala Bau (3)

Dulu, untuk melaksanakan shalat Jum'at masyarakat mulai dari Gunung Pudung, Alur Mas, Ruak, Kampung Tinggi dan beberapa Gampong yang ada di Kemukiman Sejahtera melaksanakan shalat Jum'at di Masjid Nurul Huda Pulau Kambing.

Masjid Nurul Huda Pulau Kambing

SEJARAH SINGKAT PAHLAWAN POHON PAWOH

Ketika meletusnya perang Aceh pada 1873 Ali usuh memilih untuk menjadi muslimin dan bergabung dengan pergerakan yang dilakukan oleh T. Cut Ali diwilayah Kluet dan trumon. Setelah mengikuti berbagai pertempuran dimedan perang akhirnya Ali usuh dipercayakan menjadi panglima untuk memimpin sebuah pergerakan yang berada diwilayah kluet utara. Karna Ali Usuh Belum diketahui oleh belanda sebagai Panglima perang, maka dari itu turun gunung hingga berbaur dengan keluarga dan masyarakat diperkampungan sering kali ia lakukan. Tepatnya pada tahun 1919 M Ali Usuh lebih memilih berada dikampung agar bisa ikut bergabung dengan masyarakat untuk rodi jalan diwilayah Kampung tinggi. Saat berlakunya rodi jalan Ali Usuh tidak menggubris dan tidak mengikuti perintah marsose agar memasuki parit karna komandan belanda telah tiba,dirinya lebih memilih untuk berada ditempat dan fokus pada parang kecil yang masih ia gunakan untuk memotong-motong rumput. Candaan belanda tentang silat dan tawaran untuk duet satu lawan satu pun diterima, Ali Usuh berdiri dan mengembalikan tawaran tersebut kepada komandan agar tetap berlanjut. perkelahian pun terjadi hingga menewaskan sang kapten dengan cara memegang pinggang kemudian melemparkanya kedalam parit yang dipenuhi dengan lumpur dengan cara menncekiknya. Karna tidak ada perintah sebelumnya beberapa marsose yang berada dilokasi hanya terdiam dan tidak tau harus berbuat apa, dan akhirnya tibalah seorang serdadu lalu memerintahkan dengan segera untuk menembak Ali Usuh, dan akhirnya Ali Usuh pun Syahit ditempat. Untuk menghilangkan rasa kecemasan bagi marsoses lainnya komandan pun memerintahkan agar Mayat kapten diberikan rokok dan didukkan layaknya orang masih hidup. Jenazah ali usuh tetap berada dilokasi dan baru bisa dikebumikan setelah mendapat izin dari belanda pada beberapa hari selanjutnya. Postur Tubuh Ali Usuh: Tinggi Besar, Brewok & Pendiam.(4)

PERIODE PIMPINAN/ GEUCHIK Kampung Tinggi

1. Hasan Husen (Merangkap sebagai imam) Pada masa Belanda
2. Nyak Riring Bin Hasan Husen (Ayah dari Tgk. Ali Usuh yang Syahid pada tahun 1919)
2. Aman Saleh Bin Nyak Riring (Merangkap sebagai imam) Pada masa Belanda
3. Nyak Husen Bin Aman Saleh (Merangkap sebagai imam) Pada masa Belanda
4. Tgk. H. Abdul Suid Bin Nyak Husin Tahun 1945 - 1962 (Pada masa Kemerdekaan RI)
5. H. Nago 1963 - 1975
6. Muhammad Yunus/Geuchik Wajib Tahun 1975 - 1990
7. H. Mak Usen Tahun 1990 - 1993
8. Abdul Hamid Tahun 1993 ...HINGGA masa Geuchik Nazarudin.
9. Nazaruddin selama 6 Tahun
10. Juanda Tahun ...SEKARANG.

Profil Singkat Tgk. H. Abdul Suid Bin Nyak Husin
Pendidikan:
-Tamat Sekolah Rakyat
- Pada Masa Belanda beliau pernah belajar di Pesantren di Durian Kawan Pimpinan Tgk. Saleh.
- Kemudian melanjutkan pendidikan untuk pendalaman Tariqat Naqsyabandi di Darussa'adah Kota Fajar bersama Abu Jailani dan di Darurrahmah Kota Fajar Bersama Abon Hasbi Nyak Diwa.
-Pernah menjadi Khalifah tariqat Naqsyabandi

Organisasi:
-Ketua Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Kecamatan Kluet Utara (Ditunjuk oleh Abu Jailani)
-




REFERENSI:

(1) Wawancara dengan Husin Yusuf Mantan Bupati Aceh Selatan pada Tanggal 11 Nov 2023. 

(2) Wawancara dengan Ahmad Azmi pada Tanggal 22 November 2023  

(3) Wawancara dengan Abu Bakar Geruguh (Lahir 1920 dan beliau datang ke Krueng Kluet Tahun 1962. Beliau memiliki 12 saudara, yaitu 6 lelaki, 6 perempuan. Beliau merupakan seorang Petran dimana beliau berasal dari Kampung Sanaran, Kec. Rekit Gaib, Gayo Lues), Tanggal 22 Nov 2023.

(4) Wawancara dengan Hasbi dan Muzakir 23 Nov 2023

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews