Wednesday 17 October 2012

Memori Kuliah di Negeri Jiran: Kerja Keras sambil belajar Serta Keberanian Mengambil Sebuah Keputusan

Manusia adalah ciptaan Allah swt yang dilahirkan di dunia pana ini dengan nasib yang tidak sama satu sama lainnya. Diantara sekian banyak manusia di dunia ini, belum ditemukan kesamaan nasib atau keberuntungan di antara mereka, baik itu kekayaan, kemiskinan, kemiripan wajah, hidup dalam kebodohan dan lainnya. Artinya, walaupun kita hidup di dunia ini sama-sama miskin, tapi kemiskinan yang dirasakan itu tetap berbeda. Islam telah mengajarkan kepada kita selaku umat Islam bahwa semua yang terjadi di dunia maupun di akhirat adalah kehendak Allah SWT, apakah itu bersifat baik amupun bersifat buruk خيره وشره من الله  .Walaupun sedemikian, Allah telah memberikan ikhtiar kepada manusia untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya, mereka dituntut untuk melakukan suatu perubahan dalam hidup ini, dimana perubahan tersebut sedikit demi sedikit, pelan-pelan pasti suatu saat nanti akan menjadi sebuah kenyataan yang dapat dibanggakan.
Dalam tulisan ini penulis ingin mengungkapkan sebuah perasaan dan harapan sebagai motivasi dan kenangan indah di malam terakhir berada di sebuah universitas kebanggaan umat Islam di negeri jiran Malaysia. Penulis pada mulanya memilih sebuah kampus di Malaysia yang bernama International Islamic University Malaysia atau biasa disebut dengan University Islam Antar Bangsa Malaysia karena keinginan penulis untuk mengkaji dan mendalami serta menghilangkan awan jahil tentang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ekonomi Islam. Pada dasarnya penulis sebelum memilih kuliah master (S2) di Malaysia, penulis bercita-cita untuk kuliah di Mesir, namun pada ketika itu penulis pernah sharing pendapat dan konsultasi dengan senior saya di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam melalui chatting dengan yahoo massenger yaitu bang As'adi Al-Yusufi, dimana ketika itu beliau sedang melanjutkan pendidikan master sastra bahasa Arab di kampus Liga Arab. Beliau bertanya, "apa tujuan anda pergi ke Mesir?"  jawab saya"hendak ambil master bang", kemudian beliau bertanya lagi, ""jurusan apa yang ingin kamu ambil?" jawab saya " rencana ingin mengambil ekonomi Islam",,..kemudian beliau menyatakan  dalam bahasa Aceh " Menyoe keneuk meruno ekonomi Islam bek nejak keno, disino meredok tan diteupe, tapi nejak u Malaya, disinan na rakan-rakan tanyoe lage bang Muhammad Dayyan, Bang Ruslan, dan Affan Ramli", ketika itu beliau memberikan alamat facebook mereka dan sayapun meminta pertemanan. Nah! pada ketika itulah saya mulai berpikir untuk kuliah master di Malaysia dengan target di IIUM, WALHASIL pada saat itu saya mulai memproses administrasi S2 saya dengan secepat mungkin, padahal sidang skripsi S1 saya saja pada tanggal 6 Agustus 2010, namun dengan semangat ingin belajar pada ketika itu sangat bergebu-gebu Alhamdulillah proses melengkapi syarat-syaratpun bisa saya selesaikan dalam waktu singkat dan sekitar bulan Oktober 2010 saya langsung mengirim berkas kelengkapan administrasi tersebut melalui Bang Affan Ramli yang kebetulan sedang berada di Banda Aceh. Namun karena Allah berkehendak lain, ternyata berkas saya tidak lengkap dan jadwal penerimaanpun sudah di tutup, sehingga saya mesti menunggu tahun berikutnya sambil melengkapi kekurangan syarat-syarat administrasinya. Pada bulan berikutnya dengan tahun yang sama saya mengirimkan lagi untuk dimasukkan ke IIUM dengan harapan bisa diterima pada tahun 2011, Alhamdulillah pada tanggal 23 Desember 2010 aplication saya diterima oleh CPS IIUM atau Center Postgraduate Students IIUM dan pada tanggal 7 Maret 2011 saya menerima bukti kelulusan (Offer Letter) sebagai bukti saya diterima sebagai mahasiswa IIUM. Berselang beberapa bulan sebelum keberangkatan saya ke Malaysia, saya terus mencari uang untuk keperluan daftar ulang dan beberapa hari lagi sebelum keberangkatan saya juga belum mendapatkan uang, sehingga saya dan abang kesayangan saya Hamzah, S.Sos.I mencoba untuk berutang kesana sini demi keberangkatan saya jangan sampai ditunda, yaitu tanggal 05 September 2011 mesti mengikuti pendaftaran ulang di IIUM. Alhamdulillah pada hari Minggu tanggal 4 September 2011 saya telah mendapatkan uang alakadarnya dengan berhutang kepada orang lain dan berangkat menuju Kuala Lumpur melalui Medan, ya kebetulan melalui Medan lebih murah dibandingkan melalui Banda Aceh. Perjalanan saya melalui Medan juga penuh hambatan dimana ketika itu pengurus imigrasi di Medan agak mempersuloit dengan mempertanyakan kelengkapan dokumen lainnya, padahal ketika itu kami telah memiliki offer letter, tapi mereka tetap menolak, namun setelah lobi-lobi  akhirnya berhasil dengan bantuan teman saya yang kebetulan ketika itu ada teman saya bernama Evi Detika Genting berasal dari Binjei Medan yang juga ingin menuju ke IIUM untuk melanjutkan master. Setibanya kami di Airport LCCT Kuala Lumpur kami berjumpa dengan teman-teman dari Indonesia, kebetulan satu orang berasal dari Lhouksemawe-Aceh yaitu Ezwar dan dua orang temannya lagi dari Medan yang saat ini saya sudah lupa namanya. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami dari LCCT ke KL Sentral dan disana kami telah ditunggu oleh Bang Mulyadi yang juga senior TARSA IIUM. Pada pagi hari Senin tanggal 5 September 2011 kami dengan buru-buru menuju Bank Muamalat Indonesia di Raja Culan Kuala Lumpur untuk mengambil uang yang masih berbentuk rupiah dan menukarnya kedalam bentuk Ringgit Malaysia di Chowkit. Setelah itu kami buru pulang ke kampus IIUM untuk registrasi ulang, Alhamdulillah pada hari itu kami dapat menyelesaikan registrasi/daftar ulang dengan lancar. Nah! pada ketika itulah kami dinyatakan resmi sebagai mahasiswa IIUM kampus yang bertaraf internasional yang menggunakan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantarnya.
Setelah resmi menjadi mahasiswa atau student IIUM, kami terus berjuang menjalani proses belajar di sana dengan berbagai macam tantangan...sekitar 2 bulan saya ketika itu masih dalam kondisi aman hehe..maksudnya aman dari kelaparan karena masih ada uang, namun bulan selanjutnya saya sudah mulai mengarahkan pasukan tempur mencari kerja hahaha...kerja saya juga banyak modelnya, mulai dari kerja kantin, kerja ketring, mengajar(hanya satu hari) hingga kerja di acara open house...hehe..indahnya...kerja ya kadang senang, kadang susah, tapi lebih bnyak susahnya. Hampir setiap hari Sabtu dan Minggu saya bekerja sebagai fuction catering dibeberapa catering yang ada di kawasan Kuala Lumpur, kalau dihitung lebih kurang ada sepuluh catering, dimana model dan sikap seorang toke/bos katering juga berbagai macam modelnya, ada yang suka cerewet, marah-marah, bayar gajinya murah lagi dan ada juga sebaleknya.

Bekerja di negeri jiran memberikanku banyak penglaman dan kesadaran dalam menjalani hidup ini, bahwa hidup ini butuh perjuangan, kerja keras, kejujuran, keberanian, kesetiaan, kedisiplinan dan pengorbanan. Selain itu pengalaman menjadi sebagai sekretaris editor ADIC 2012 juga tak bisa saya lupakan, luar biasa indahnya, kadang tidur tidak dapat demi menyelesaikan tugas yang diberikan, hehe.... Hidup ini butuh banyak kawan, namun jangan salah juga, banyak kawan maksudnya banyak kawan yang baik-baik. Alhamdulillah selama di Malaya banyak teman baik itu dari Indonesia maupun dari negara lain, sebagai memori indah saya sebutkan sebagian saja teman teman seperjuangan saya, yaitu Martunis Banda Aceh, Ali Sunda, Evi Gneting Medan, Ezwar Lhokseumawe, Muammar Khadafi Bereunuen Aceh(Yang memberikanku tempat penginapan selama sebulan bersamanya), Swaqar Kenya, Taufiq Kenya, Nura Syarif Nigeria, Abdul Hadi Negeria, Hisyam Malaysia, Abdullah Thailand, Shaleh Mesir, Mustafa Mesir dan bnyak lagi yang tak mampu saya sebutkan satu persatu namun yang sangat istimewa senior serta guru saya Tgk Syahrial Lhoksemawe dan Muhammad Dayyan yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan materil kepada saya, Terima kasih semga Allah membalasnya.

Teman bagiku adalah rahmat, dimana mereka akan membantu kita dikala susah, minimal bisa berhutang untuk menopang hidup..sering sekali saya mengalami kesusahan karena tidak ada uang, namun ketika itulah teman-teman saya membantu untuk menghutangkannya. Kadang-kadang rasa malupun timbul, namun tak aku hiraukan karena saya tak mau lapar dalam keramaian ini. Mengajukan permohonan zakatpun menjadi bahan tambahan peluru saya selama di IIUM  dan berbagai macam cara agar bisa hidup, maklumlah saya kuliah adalah modal nekad, keinginan sendiri, saya tidak ada beasisiwa dari pemerintah dantidak ada bkiriman dari orang tua. Semua mesti dijalani sedikit demi sedikit.

Namun sebagai manusia biasa yang diciptakan hawa nafsu, hasrat, kemauan, pemikiran dan cinta, maka pada suatu hari saya bercerita-cerita dengan teman saya Miksalmina, Muammar Khadafi dan lainnya tentang kehidupan lajang, akhirnya saya setelah menimbang dan mengingat sang tersayang telah menungu, umur sudah 29 tahun serta kebosanan hidup sendirian, maka memutuskan dengan penuh keberanian dan pengorbanan untuk meniikah dengan seorang wanita cantik anak seorang tengku dan pelajar dayah bernama Tisara pada hari jum'at tanggal 24 Agustus 2012 bertepatan dengan 6 Syawal 1433 H di Gampong Rambong Payong Peulimbng Bireuen.

Berselang satu bulan acara pernikahan saya dengan si dia, saya kembali ke IIUM untuk melanjutkan perkuliahan dengan berbagai macam harapan dan andalan untuk menopang kebutuhan  hidup saya untuk kuliah di sana, namun hari demi hari, minggu demi minggu, biaya hidup saya terus mendesak dan kerjapun tidak ada, dimana biasanya ada kerja ketring, namun itupun tidak ada, saking mendesaknya, jangankan untuk bayar uang kuliah yang ribuan ringgit itu, untuk makan sehari-haripun saya tidak ada. Pada suatu malam saya dikabarkan oleh sebuah berita yang sangat menggembirakan, yaitu sang istri saya posistif hamil dimana dia hari demi hari semakin lemas dan sering muntah-muntah, sakit perut, pening dan lain-lain gejala ibu hamil, pada ketika itulah saya setelah menimbang, mengingat kondisi ekonomi saya yang tak boleh dibiarkan terus menerus ambur radur sedangkan saya sudah punya istri dan tanggung jawab maka saya MEMUTUSKAN untuk mengambil study leave untuk sementara waktu dengan harapan saya akan mencari dulu uang untuk melunasi segala hutang saya yang telah melebihi sepeluh juta rupiah dan berharap pada suatu hari nanti saya akan mampu melanjutkannya kembali,,,semoga, semoga, semoga amin ya Allah, amin ya Allah...
الهم بلغ حجاتى يا اللله
Demikianlah sekilas perjalan kuliahku di IIUM ....

Kuala Lumpur, 18 Oktober 2012 di Kantin Sidiq
International Islamic University Malaysia.


3 comments:

Unknown said...

Assalaamu'alaikum. Saya Andi Ryansyah, muslim asal Indonesia. Tahun 2013 saya ingin menuntut ilmu pendidikan Islam tingkat bachelor di IIUM. Bagaimana mekanisme pendaftarannya? Apa saja syaratnya?
Terimakasih

Anonymous said...

wah.. sampai segitu bgt kisahx bg..
jadi skrg udah selesai belom study nya?..
emang ga coba apply beasiswa?.. :(

gumuruhsspj said...

mirip kisahnya kyk wktu ambil diploma d2 bahasa arab dulu wktu di bandung.... :D

tp never ending story alias skrg lagi bebenah
buat keluar juga :D

la'allallahu yansurunaa....

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews