CINTA DALAM SEBUAH PERNIKAHAN
Kali ini saya ingin menulis tentang cinta dan
pernikahan beranjak dari the experience of my life. Dalam tulisan ini
saya tidak menguraikan apa arti cinta dan pernikahan berdasarkan referensi dan
rujukan kepada buku, kitab atau orang lain tapi apapun yang keluar dari
pikiranku melalui tangan akan saya tulis disini untuk menguraikan cinta dalam pernikahan. Pembahasan cinta
dalam tulisan ini saya persempit pada cinta yang berujung dengan pernikahan
walaupun pengertian dan objek dari cinta itu sangat luas.
APA ITU CINTA?
Cinta adalah suatu perasaan yang memberikan
sebuah kebahagian yang tak bisa diukur dengan materialistic atau dengan harta
bahkan nyawa. Cinta itu adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh seseorang dan
berbeda satu sama lainnya. Cinta itu sangat relatif dan bisa berubah kapan
saja. Hidup ini tak ada artinya tanpa cinta, namun peletakan cinta pada tempat
yang tidak diridhai Allah SWT adalah kesalahan besar bagi orang yang masih
meyakini adanya sang pencipta. Cinta yang
baik adalah cinta yang didasari oleh sebuah keyakinan yang meyakini
adanya sebuah cinta yang tak akan pernah pudar, yaitu cinta kepada sang pencipta
cinta itu sendiri. Cinta yang berlandaskan kepada sebuah cita-cita yang sangat
dicintai adalah cinta yang sangat murni dan penuh arti dalam hidup yang abadi
yaitu hidup di hari akhirat kelak. Cita-cita tersebut adalah harapan semua
orang yang beriman kepada Allah SWT yaitu cita-cita masuk surga yang penuh
dengan nikmat dan cinta kasih sayang yang tak terhingga.
PENYEBAB TIMBULNYA CINTA ?
Penyebab atau faktor utama lahirnya cinta sangat
banyak dan berbeda setiap orang. Sebagian orang jatuh cinta adakalanya karena pandangan
pertama yang begitu menggoda, namun cinta yang datang pada pandangan pertama
masih diragukan dan masih ada kekhawatiran akan hilang begitu saja. Setelah
pandangan pertama maka datanglah pandangan kedua yang memperkuat pandangan
yang pertama dan mempertanyakan kepada hati apakah saya jatuh cinta benaran
atau berpura-pura jatuh cinta . Selanjutnya, cintalah itu sendiri yang
berbicara bagaimana akhir dari pertemuan cinta yang dimulai oleh sebuah
pandangan.
Cinta juga bisa dikarenakan oleh dasar sebuah prinsip dan keyakinan terhadap sang pencipta Alam semesta. Keyakinan tersebut melahirkan ketaqwaan dan kepatuhan kepada-Nya sehingga apapun yang dianjurkan mesti dijalani. Contohnya seorang mukmin meyakini bahwa sang pencipta dan berkuasa di Alam ini adalah Allah SWT. Allah SWT mengutus Rasul SAW untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasul SAW menyuruh umatnya agar melakukan kebaikan dan meninggalkan yang buruk, tentu saja baik dan buruk disini adalah baik dan buruk menurut Allah SWT. Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT menyuruh kepada umatnya untuk mencintai sesuatu itu karena Allah SWT. Apapun kegiatan dan profesi seseorang tidak boleh melenceng dari cinta kepada-Nya, artinya mengerjakan semua perintah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Bermula dari itulah seseorang mencintai sesuatu karena sang pencipta menyuruh untuk mencintainya hingga akhir hayat.
CINTA PALSU
Cinta paslu atau berpura-pura cinta ini sangat
berbahaya dalam sebuah kehidupan. Seseorang yang saling mencintai dengan cinta
palsu selalu diakhiri oleh sebuah kebencian, penipuan dan kehancuran. Banyak
kasus di dunia ini orang yang sudah berumah tangga bertahun-tahun tapi hancur
karena hanya satu kata. Kenapa itu terjadi? Itu dikarenakan pondasinya adalah
cinta palsu yang tidak kuat untuk menahan muatan yang berat. Oleh karena itu,
silakan bercinta dengan cinta yang hakiki, tentu akan membawa kepada sebuah
kebahagian yang hakiki juga.
HUBUNGAN CINTA DENGAN PERNIKAHAN
Sebagaimana telah saya bahas sebelumnya
beberapa faktor lahirnya cinta, maka pada bagian ini ingin saya tulis apa hubungan
antara cinta dengan pernikahan. Banyak orang didunia ini menjalin hubungan
cinta yang berakhir dengan sebuah pernikahan, namun tidak jarang juga orang
yang menikah tanpa didasari oleh cinta. Ini bisa kita lihat pada “zaman Siti Nurbaya” dimana
orang tua saja yang menjodohkan anaknya dengan seseorang tanpa didahului oleh
saling mengenal bahkan ada yang baru tau sang suaminya pada malam pengantin
pertama. Cinta yang baik adalah cinta yang berkhir dengan sebuah ikatan
ijab-kabul yang menghalalkan suatu yang haram dan mengharamkan sesuatu yang halal
serta menambah saudara baru. Hubungan cinta yang hakiki dalam sebuah pernikahan
bagaikan gula dan kopi yang telah dicampur dalam air panas. Artinya sebuah
pernikahan itu sangat membutuhkan dan sangat ketergantungan kepada sebuah
cinta. Sebuah pernikahan yang tidak memiliki ikatan cinta yang hakiki sangat
mudah untuk hancur dan berantakan. Cinta itu bagaikan nasi yang selalu
dibutuhkan oleh tubuh manusia, orang yang hidup tanpa cinta hidupnya bagaikan
mayat yang tak bisa senyum apalagi tertawa. Kekurangan harta, kecantikan atau
ketampanan akan ditutupi oleh cinta. Oleh karena itu memilih sang pendamping
hidup dasarilah kepada cinta yang hakiki dan saling pengertian, sadarlah semua
kita pasti memiliki kekurangan dan orang yang sukses dalam bercinta adalah
orang yang bisa menutupi kekurangan dan saling pengertian. Carilah sang
pendamping hidup itu dari keluarga yang baik walaupun tidak kaya, karena
keluarga yang baik adalah keluarga yang dapat mengerti dan menerima kekurangan
anda. Sadarlah kita bukan malaikat dan bukan Nabi yang terpelihara dari dosa,
maka mulailah dengan meminta maaf dan sesering mungkin meminta maaf baik sesama
kita maupun degan sang pencipta alam semesta ini. Sekianlah tulisan ini yang
terinspirasi oleh sms-an saya dengan sang istri tersayangku Tisara yang sedang
mengurusi anakku di Tanoh Indatu Aceh Serambi Mekah dan saya saat menulis tulisan
ini sedang berada di Kuala Lumpur Malaysia pada jam 5 PM Tanggal 27 Oktober
2013. I Love you my wife and my baby, you are my life. I cannot life without you...
“HIDUP TANPA CINTA DAN KASIH SAYANG BAGAIKAN BATU
YANG TAK BISA BERBICARA”