`
TIANG SELAMAT BAGI SEGALA LAPISAN
PEMERINTAH DAN RAKYAT
`
************************************************************************
بســـــــــــــــــم الله
الرحمــــــــــــــــــــــــن الرحيــــــــــــــــــــــــــــــــم
Untuk
menentukan pedoman dan menghilangkan keraguan dewasa ini, kita selalu
tertanya-tanya ?
1. Bagaimana Pemerintah sekarang ditinjau dari segi
Agama, kufurkah atau tidak ?
2. Bagaimana tinjauan Agama hukum berontak sekarang ?
3. Apakah hukum memberi infaq yang diminta gerombolan
sekarang ?
Untuk
memberikan fatwa saja, menjawab hal ini sebagai berikut :
JAWABAN YANG PERTAMA
Pemerintah
sekarang tidak kufur dengan sebab semata-mata mereka menjalankan Hukum
Undang-undang Nasional atau Hukum Adat Negeri (dengan hukum yang bukan ما فعله الله ) karena yang dhahirnya
mereka mengaku dosa juga (Neraka di Akhirat nanti dengan hukum-hukum itu), Cuma
sebab mereka langsungkan juga Hukum-hukum Nasianal itu, bukan karena memandang
leceh Hukum Agama, atau tidak karena mereka I`tiqadkan Hukum agam itu bukan di
Pemerintah Islam dan bukan pula karena mereka keras kepala menentang dengan
tiada punya alasan. Hanya yang biasa kita dengar dari mereka-meraka, kalau
dijalankan akan berpecah belah antara penduduk Indonesia ini (antara golongan
Kristen dengan Kaum Islam) yang akibatnya nanti akan hilang Kemerdekaan kita
yang juga membawa hancurnya Agama kita. Ini bukan `Inaad, bukan Istihza` dan
bukan pula I`tiqad walaupun yang jadi alasan mereka tidak tepat, karena mereka
belum mengerti benar bagaimana Pemerintahan Islam akan menjatuhkan bangsa Islam
dan bangsa Kafir dan bagaimana pula kedudukan Rajam, Jilid dan Had, dimana
tempat dan cara melakukannya. Kalau mereka mengerti betul dengan cara mendalam
tentu mereka tahu yang bahwa terjadinya Hukum-hukum Islam dalam Negeri ini
kebanyakan hampir sama dengan Hukum-hukum Nasional.
Umpamanya
: Orang berzina baru dilakukan Jilid atauRajam mestilah ada 4 orang saksi yang
melihat dengan mata kepalanya dan dengan niat naik saksi. Kalau tidak ada saksi
yang tersebut tidak boleh dilakukan Rajam, Cuma kalau dilihat/diketahui dengan
bukti saja hukumnya adalah Ta`zir umpamanya 6 bulan penjara. Ini sudah hamper
sama dengan hukum Nasional, dimana bisa didapat orang berzina dilakukan Jilid
selain dari kalau ia sama-sama gila !!! Di masa Nabi pernah terjadi Jilid si
Zina dengan ikrarnya berzina karena kuat iman mereka, tetapi yang akan mengaku
begitu dimana ada sekarang menurut adanya !!!
Dalil
fatwa pertama ini tersebut dalam Kitab-kitab sebagai berikut :
بغية المسترشدين , ص : ٢٧١, فى باب القضاء
(فائدة)
حكم العرف والعادة حكم منكر ومعارضة
للأحكام الله ورسوله صلى الله عليه وسلم وهو من بقايا الجاهلية فى كفرهم
بما جآء به نبينا محمد عليه الصلاة والسلام بإبطاله فمن استحله من المسلمين مع العلم بتحرمه حكم
بكفره وارتداده واستحق الخلود فى النار نعوذ بالله من ذالك أهـ
فتاوى باخرمة
ومنها يجب
أن تكون الأحكام كلها بوجه الشرع الشريف وأما أحكام السياسة فيماهى إلا ظنون
وأوهام فكم فيها من مأخوذ بغير جناية وذالك حرام
وأما أحكام العادة والعرف فقد مر كفر مستحله ولوكان فى موضوع من يعرف الشرع
لم يجز له ان يحكم او يفتى بغير مقتضاه فلو طلب ان يحضر عند حاكم يحكم بغير الشرع لم يجز له الحضور هناك
بل يأثم بحضوره أهــ
وفى
بغية المسترشدين , ص : ٢٤٩,
فى باب الردة
والقول
بتكفير أهل الكبائر رأى الوارج وكثير من الظاهرية وليس من شأن أهل السنة وأما قوله تعالى " ومن لم يحكم بما أنزل
الله فاؤلئك هم الكافرون" فمحمول على الكفر النعمة أو المستحله وينبغى للمفتى
ان يحتاط فى التكفير ما أمكنه لأن الإيمان
محقق فلا يرتفع إلا بيقين
فى تحفة
المحتاج , ج : ٩, ص : ٨٧ , فى كتاب الردة
( أو حلل
محرما بالإجماع ) وعلم تحرمه من الدين بالضرورة ولم يجز ان يخفى عليه أهــ
فى تحفة
المحتاج , ج :٩ , ص : ٧٨,
فى كتاب البغاة
( و )
ثالثها ( باستلاء جمع الشروط ) بشوكة لإنتظام الشمل به هذا إن مات الإمام أو كان
متغلبا أي ولم يجمع الشروط كما هو الظاهر ( وكذا فاسق وجاهل ) وغيرهما وان
اختلف فيه الشروط كلها ( فى الأصح ) وان عاص بما فعل حذرا من تشتت الأمر وثوران
الفتن
فى تحفة
المحتاج , ج : ٩ , ص : ٨٨ , فى كتاب الردة
وليحضر
ممن يبادر إلى التكفير فى هذه المسائل منا ومنهم فيخاف عليه ان يكفر لانه كفر
مسلما أهــ
وفى
الصاوى على الجلالين , ج :١, ص : ٣٧٨ , فى تفسير صورة
المائدة , آية : ٥٤
قوله ( فاؤلئك هم
الظالمون ) اى لمخالفة شرع الله مع عدم استحلاله لذالك , وعبر فيما تقدم بالكافرون لتبديلهم
وتغييرهم ما أنزل الله واستحلاله لذالك
JAWABAN
YANG KEDUA
Hukum berontak sekarang adalah
Haram, karena telah ada Ulil Amri atau Imarah Presiden sekarang dengan Istila`
(dengan kekuatan senjata
dan tentara) sedangkan Presiden sekarang Islam pula. Siapa yang mengatakan
Pemerintah sekarang lemah tidak kuat, maka mengingkari ia akan matahari pukul
10 siang. Berkata ahli syair :
وقد تنكر
العين ضوء الشمس من رمد ` وقد ينكر الفم طعم الماء من سقم
Artinya : Mata yang sakit
(buta) mengatakan tidak ada matahari karena sakit matanya bukan karena tidak
ada matahari, makanan yang manis dikatakan pahit karena pahit mulutnya
(seleranya)
Adapun
tentang Islam Presiden sekarang itu telah kita yakini karena dia juga telah
mengerjakan Ibadah Haji dan lainnya, jadi kita tidak bisa dan tidak boleh
menghukum Kufurnya dengan terka-terka saja melainkan mesti dengan keyakinan
pula.
Tentang
Presiden mu`anaqah dengna perempuan Amerika dan alin-lain, itu sama saja dengan
kita melihat anak-anak gadis berbaju BB sekarang ini. Siapak yang tersuci dari
pada itu ? (tidak jadi Kufur dengan sebab itu). Dalil yang kedua ini sebagai
mana tersebut dalam Kitab-kitab sebagai berikut :
فى جمع
الجوامع, ج : ٢, ص : ٤٣٩
( ولانجوز
) نحن ( الخروج على السلطان ) و جوزت المعتزلة الخروج على الجائز لإنعزاله بالجور
عندهم. أهــ
وفى تحفة
المحتاج, ج : ٩ , ص : ٦٦ , ( هم مخالفو الإمام ) ولو جائرا لحرمة الخروج
عليه
وفى مصباح
المنير, ص : ١٢٤ : ( جاز ) فى حكمه
وفى تحفة
المحتاج, ج : ٩ , ص : ٧١
قال
الماوردى يجب القتال ان تعرضوا الحريم او
أخذ مال بيت المال تعطل جهاد الكفار بسببهم او منعوا واجبا او تظاهروا على خلع امام انعقدت بيعته أى
او ثبتت بالإستلاء فيما يظهر فإن اختل ذالك كله جاز قتالهم انتهى وظاهر كلامهم
وجوب قتالهم مطلقا لأن ببقائهم وان لم يوجد شئ مما ذكر تتولد مفاسد قد لا تتدارك
JAWABAN YANG KETIGA
Hukum
memberi Infaq kepada pemberontak (gerombolan) sekarang adalah Haram pula karena
berontak itu menurut keterangan di atas tadi adalah Haram. Maka memberi Infaq
itu Haram karena qaedah Ushul Fiqh : أن للوسائل حكم المقاصد artinya
: Wasilah kepada sesuatu yang dimaksud, hukum sesuatu yang dimaksud itu.
Adapun
yang dimaksud dengan Infaq sekarang adalah untuk berintak, sedangkan berontak
itu adalah Haram. Jadi yang menjadi wasilah Haram hukumnya Haram pula. Tersebut
dalam Hadits Shahih :
من
أعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريكا لها artinya
: Siapa yang menolong atas Maksiat walaupun denga setengah patah kata kalimat
atau dengan sesuku uang, maka orang yang menolong itu maksiat juga. AL-HASIL :
Bagi kita Rakyat tidak ada perintah : واحكم بما أنزل الله Hanya Perintah Tuhan itu diberatkan atas Pemerintah
dan bagi Ulama wajib menasehati mereka (Pemerintah) bukan dengan jalan
memberontak. لعلهم يتذكرون
TAMBIH (NB)
Kalau
pemberontak (gerombolan) sekarang tidak akan berontak lagi, hanya nama saja
D.I. (Darul Islam) atau Daulah Islamiyah atau nama apa saja menurut kesukaan
dan tempat mereka, maka hukum Infaq itu sama saja dengan hukum uang iuran
partai, asal saja memintanya tidak dengan dipertakut-takut. Jadi hukumnya Infaq
yang demikian macam adalah hukum sedeqah biasa saja, jika yang memberipun
dengan segala senang hati pula.
والسلام
على من اتبع الهدى
Darussalam,
Labuhan Haji
19 Rabi`ul
Awal 1377
14 Oktober 1957
(SJ.
H. M. WALI ELCHALIDY)