Wednesday 17 July 2013

PUASA DI NEGERI JIRAN





















MEMBERI MAKAN ORANG PUASA

Al-hamdulilah di umur saya yang ke-30 dan memiliki seorang anak saya masih diberikan kesempatan dan kekuatan oleh Allah SWT untuk bertemu Bulan Suci Ramadhan 1434 H/2013 H yang penuh barakah dan kemulian. Puasa kali ini saya jalani di negeri  jiran Malaysia tepatnya wilayah persekutuan Kuala Lumpur tanpa ditemani isteri dan anak. Pertualangan kali ini saya coba menceritakan sedikit pengalaman berpuasa di negeri  jiran tersebut. Hari pertama puasa Ramadhan  tahun ini di Malaysia sama dengan di Indonesia yaitu pada hari Rabu tanggal 10 Juli 2013. Penetapan tersebut adalah keputusan resmi kerajaan Malaysia untuk dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di seluruh Malaysia. Keputusan resmi dari kerajaan tersebut jauh berbeda dengan Negara kita Republik Indonesia, dimana  kita tidak menemukan perdebatan dan perselisihan yang berarti  antara kelompok atau organisasi. Hal ini sangat jauh berbeda dengan Indonesia, dimana pengikut Muhammaddiah mengeluarkan fatwa bahwa puasa dimulai pada hari Selasa sehingga terjadilah perang urat saraf antar pengikut kelompok tertentu.

Hari pertama puasa, saya berbuka puasa bersama  dengan kawan-kawan di Sultan Haji Ahmad Shah Mosque sebuah Mesjid kebanggaan mahasiswa International Islamic University Malaysia yang terletak di tengah-tengah kampus tersebut. Makanan dan minuman yang begitu lezat disini disediakan oleh donator-donatur yang ikhlas yang berharap Ridha Allah. Disini berkumpul mahasiswa/i sekitar 800 orang yang berasal dari berbagai Negara seperti Yaman, Arab Suadi, Afghanistan, Negeria, Afrika dan berbagai Negara lainnya termasuk Indonesia.   

Pada hari kedua dan ketiga saya tidak berbuka di masjid, tapi saya dan kawan-kawan dari Aceh berbuka puasa bersama di rumah kawan-kawan yaitu rumah Jalaluddin Alfarisi dan Martunis Aswad yang berasal dari Aceh sebagai mempererat tali silaturrahmi sesama warga Aceh di negeri perantauan.
Pada hari ke-4 saya kembali lagi untuk berbuka puasa di Masjid Kampus Universiti Islam Antara Bangsa Malasyia. Selanjutnya pada hari ke-5 saya dengan Saudara Boby Kamaruzzaman menuju Mesjid Negara Malaysia. Disini kami bertemu banyak saudara-saudara kita dari berbagai bangsa dan suku yang berbuka puasa dan melaksanakan shalat magrib berjama’ah. Nilai-nilai kebersamaan dan silaturrahmi terus terpupuk sesama umat Islam. Dalam masjid yang mewah dan indah ini kami juga bertemu warga Aceh yang sedang berkunjung ke Malaysia yang terdiri dari mahasiswa yang sedang kuliah di Universiti Malaya dan warga lainnya.

Pada hari yang ke-6 kami melanjutkan pertualangan kami ke Masjid Wilayah, sebuah masjid yang sangat indah dan megah di Malaysia. Disini juga disediakan makan dan minum gratis bagi siapa saja yang mau berbuka puasa.  Pada hari ke-7 kami gunakan kesempatan untuk safari Ramadhan di Masjid As-Syakirin Gombak yang berdekatan dengan Ong Tai Kim.

Sementara pada hari yang ke-8 kami kunjungi mesjid yang begitu megah di Wangsa Maju yaitu masjid Usamah bin Zaid, mesjid ini bertingkat 3. Tingkat 2 dan tiga digunakan tempat ibadah, sementara lantai satu digunakan tempat farkir, wudhuk. toilet, dan tempat makan.



Pada hari yang ke-9 kami bergerak menuju masjid Shalahuddin Al-Ayyubi Taman Melati Gombak.


Pada hari yang ke-10, Masjid Al-Khairiyah Taman Sri Gombak Batu Caves Selangor.



HARAPAN  DI ACEH


Dari beberapa masjid yang telah kami kunjugi bahkan hampir seluruh surau menyediakan menu buka puasa bagi siapa saja secara gratis. Kebersamaan dan kedermawanan masyarakat Malaysia patut menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia, khususnya Aceh. Dimana Aceh adalah negeri syariat, semoga masyarakatnya betul-betul bersyariat dan pemurah.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews