Monday 6 August 2012

Diskusi FB "Mengerjakan Taraweh Tak Sampai 20 Rakaat"

Terkait Teraweh bilangan antara 8 dan 20 yang sering menjadi pembicaraan di saat Ramadhan tiba, menurut Ulama Syafiiyah..bilangan rakaatnya adalah 20 Rakaat dengan 10 kali salam.., persoalannya...Bagaimna dengan orang yang hanya mengerjakan taraweh 2,8,10, 12 rakaat saja?....Apakah sah taarwehnya?.....dan bagaimana pemahaman dari kitab Asy Syarwani Juz 2, Hal 246 (Cet Dar Fikr, Beirut)..?...
Mohon Tanggapan dan Masukan.
· · · 15 July at 03:55 via Mobile

    • Ustad Agim Dlm kitab busyral karim disbutkan:
      Jika shalat tarawih dikerjakan tdk sampai 20 raka'at maka sahalat@ sah dan diberikan pahala tarawih juga. Namun menurut sebgian ulama tdk diberikan pahala tarawih.
      15 July at 07:21 via Mobile · · 2
    • Mukhlisuddin Marzuki Tgk agus..mohon deskripsi lengkap nama dan pengarang kitab busyra al karim...

      Tgk muiz/..masalah ureng pebuet...hana pue2...yg penteng lam gampong bek dimedawa bak ata sunnat...
      15 July at 08:21 via Mobile · · 1
    • Ibnu Ali dlam kitab Hasyiah Syarqawi pada masalah shalat sunat witir jug ada,,
    • Mukhlisuddin Marzuki Tgk Ibnu//....tema kiban guree?...hasel pahala taraweh sit kan?
    • Al-Faqir Abi Awlady Yg tingat lon, dimiyup 20 raka'at jeuet keu sunat muthlaq bagi ureueng awam, teuma geutanyoe yg ka teupeu pakri? Peu jeuet geukhuén urg peubuet ibadah fased, Meunyo ta peukho ta peubuet hana troh 20 rakaat?
    • Teuku Faizin Al Al-Faqir Abi Awlady.....sepengetahuan saya, tetap dihitung sebagai amalan taraweh,,referensi kitab syarwani juz 2 hal 246, sebagaimana nukilan tgk Mukhlisuddin Marzuki di aats
      16 July at 00:38 · · 1
       
       
       
       
       
      assalamualaikum,
      bagaimana anda memandang perbedaan shalat tarawih, ?
      menurut pandangan saya ( mudah2 han pandangan saya keliru )
      bagi ummat muslim jangan ada yang saling menyalahkan kaum muslimin yang lainnya atau mempojokkan kaum muslimin lainnya karena mereka melaksanakan taraweh 8 raka'at, akan tetapi bagaimana kita sesama muslim bisa hidup rukun dengan perbedaan tersebut. kendatipun, ini me
      rupakan perkara sunnat, bukan perkara wajjib. dan apabila ada kaum muslimin lainnya berbeda pendapat tentang shalat wajib , barulah boleh kita klaim mereka sesat.
      kesimpulan, saling menghargai sesama muslim dalam beribadah di bulan rramadhan, jangan sampai kita meng-ghibah kaum mulilimin lainna dengan mengatakan mereka keliru. kemudian, bagi saudara 2 sekalian, yang melaksanakan 8 rakaat, tidakkah anda menginginkan pahala yang melimpah dari Allah dengan melaksankan shalat sunnat taraweh 20. Bukankah rasulullah pernah mengisyaratkan barang siapa yang hendak mendekatkan diri dengan Allah, hendak ia melaksanakan perkara2 ibadah yang sunnat yang banyak. kemudian, kesimpulan terakhir, jangan pula kita salahkan yang sudah melakukan shalat, akan tetapi perhatikan pemuda2 kita yang tidak melaksankan shalat taraweh ??
      ( ini hanya pandangan saya, saya yakin ini masih dalam kekeliruan, bagaiman pendapat anda >?
      · · · Yesterday at 17:04

        • Mukhlisuddin Marzuki Saya sependapat dengan anda...tidak perlu saling menyalahkan dalam khilafiyah rakaat Taraweh....
          14 hours ago via Mobile · · 1
        • Uty Renita Al Mansuriah Saya sependapat dgn Tgk,khilafiah tdk perlu dibsar2kan.
          Afwan,sya ingin brtnya sdkit,klu kita ada rncna ingin shalat tahajud apakah ssdh shlt trawih jgn shlat wtir dlu?
          Bgaimana tgk?
          12 hours ago via Mobile ·
        • Teungku Yusuf Peureulak Assalamu'alaikum. Saya pikir2 dulu, pertama mengurangkan rakaat dalam melaksanakan sunat, kalau kita biarkan begitu saja akhirnya akan mengurangkan juga tentang yg wajib,....jangan berhenti berdakwah untuk kebaikan, kapansaja dan dimana saja.
          11 hours ago ·
        • 'Muhammad Iqbal Jalil Perbedaan ummatku (para mujtahid) adalah rahmat.
          hadist ini menjadi pedoman bagi kita untuk menghargai perbedaan dan tdk saling menyalahkan. Imam Syafie sendiri tdk menganggap pendapatnya paling benar, walau pun bagi kita sebagai muqalladnya wajib beriktiqad mazhab yg kt ikuti adalah pendapat plg kuat atau setidaknya setara dgn pendapat lain. dalam mazhab sendiri kita sering melihat adanya perbedaan pendapat yang kita kenal dngan istilah fi hi qaulaini aw aqwal, fi hi wajhaini aw aujah, dll. namun perbedaan itu masuk dlm masalah khilafiyah dan tidak pernah terjadi ijmak.

          mengenai masalah adat tarawih,
          Apakah masalah ini termasuk dlm mslah khilafiyah?
          apakah ada diantara para mujtahid yg berbeda pandangan tentang adat tarawih?
          Pernahkah kita menemukan perbedaan pendapat ini diantara para sahabat dan tabi-tabiin?
          bukankah masalah ini merupakan masalah yg telah terjadi ijmak pada masa Saidina Umar dan tidak ada sahabat yang menentangnya?

          kalau memang masalah ini termasuk dalam masalah khilafiyah, marilah kita hargai perbedaan ini dengan tidak saling menyalahkan. tapi kalau masalah ini adalah masalah yang disepakati oleh seluruh ulama yg muktabar, marilah kita luruskan dengan arif dan bijak tanpa menimbulkan permusuhan.

          karena kebenaran itu hanya satu dan ta'arudh yg terjadi 'adam imkanil hamlu (tidak mungkin untuk dikompromikan).

          menurut pandangan saya yg masih awam,
          perkara sunat dan wajib tdk ada perbedaannya mengenai sikap kita tentang keharusan menghargainya asalkan masih dikategorikan dalam masalah khilafiyah.
          contohnya perbedaan pendapat Ulama tentang shalat jama'ah, ada yg berpendapat sunat, wajib aini, fardhu kifayah, dan juga syartus sihhah.
          Apakah karena perbedaan ini kita boleh menyesatkan pendapat lain?
          namun bila masalah itu di luar masalah khilafiyah, maka hal itu perlu untuk diluruskan. karena pendapat ini adalah perkara syaz dalam agama.

          tugas kita untuk mengajak orang shalat dan beribadat tidak menjadi penghalang dan alasan bagi kita untuk meninggalkan tugas yang lain yaitu menegakkan kebenaran.

          hanya ini komentar dr saya,

          Wallahul muwafiq ila aqwamit thariq,
          wal-hadi ila sabilir rasyad.

          mohon koreksinya!
          10 hours ago via Mobile · · 3
        • Mukhlisuddin Marzuki Intinya....Shalat Taraweh adalah 20 Rakaat...yang mau shalat taraweh 2,4,6,8, 10,12, 14,16, dan 18 silahkan saja.....tapi ijmak ulama adad bilangan taraweh itu 20...jadi tidak ada pemaksaan dan yg mengatakan rakaat taraweh itu 8..rasanya tidak ada pendapat ulama muktabar...krna 20 rakaat taraweh adalah ijmak ulama dari fatwa Umar.
          8 hours ago via Mobile · · 2
        • 'Muhammad Iqbal Jalil setuju dgn pndpt Tgk,,
          20 rakaat adalah ijmak ulama,
          sbnr@ kalo pun ada ulama yg berbeda pndapat stlah ijmak, maka perbedaan itu tdk diperhatikan.

          wa ijmain fa hujjatun ala,
          man ba 'dahu fi kulli ashrin aqbala.

          namun, lon perle bacut lon taqyid dgn ulama muktabar, krn akhir2 nyoe na sbgian ureng yg dlm anggapan sbgian kalangan mereka ulama, pendpatnya menyalahi ijmak yg tlah ada.

          mengenai 2 4 8 dll, yg adatnya krg dr 20 apakah ada pahala bg yg mengerjakannya?
          apakah shalat tarawihnya akan dihitung sbg sunat mutlaq?
          mhn jwbn Tgk2!
          klo bs lngkap dgn referensinya.

          tapi klo 4 rakaat skali salam dgn niat tarawih jelas tdk sah, walaupun adatnya 20 rakaat.
          (kitab mahalli juz 1 hal.217 dan mughnil muhtaj juz 1 hal 317)
          3 hours ago via Mobile · · 1
        • Mukhlisuddin Marzuki tetap akan mendapat fahala taraweh jika dikerjakan sebagian taraweh...lihat di kitab Asy Syarwani Juz 2, Hal 246 (Cet
          Dar Fikr, Beirut...jika 4 rakaat sekali salam..tidak sah.
          3 hours ago via Mobile · · 3
        • Muhib Al-Metaramy tgk.mukhlis,,permasalahannya,mereka (muhammadiah cs)meyakini jumlah rakaat teraweh adalah delapan yang memang jelas jelas paradoks dengan konsensus ulama mazhabil arbaah,ini menyangkut dengan ranah aqida?
          2 hours ago via Mobile ·
        • Alfarisi Kluetku Muhib Al-Metaramy teringat saya tdk semua hal yg menyalahi ijma' itu jadi kufur, disana ada kriterianya dan rinciannya...silakan rujuk kmbali...
          2 hours ago ·
        • Muhib Al-Metaramy tgk:salman,betul sekali,ijmak yang membuat seseorang menjadi kufur ialah ijmak yang dharuri lagi masyhur.
          2 hours ago via Mobile · · 1
        • 'Muhammad Iqbal Jalil Syukran Tgk tas jwbn@,
          ka treb ka lon preh jwbn nyoe,

          peu leh sige2 saket pruet ka keuh ta peu seb bak 16 laju, he. .he. .
          2 hours ago via Mobile ·
        • 'Muhammad Iqbal Jalil Syukran Tgk tas jwbn@,
          ka treb ka lon preh jwbn nyoe,

          peu leh sige2 saket pruet ka keuh ta peu seb bak 16 laju, he. .he. .
          2 hours ago via Mobile ·
       

Diskusi FB Tentang jadwal akad nikah

Bagaimana keterangan sebenarnya menurut kitab mukhtabar tentang memilih hari yang paling baik untuk PERNIKAHAN ???
Hasil penemuan mister Google bahwa Tanggal tidak baik di dalam Bulan yaitu tanggal 2, 10 dan 20 Bulan Syawal
SEMENTARA Hari tidak baik di dalam Bulan yaitu hari Jumat, Sabtu dan Minggu Bulan Syawal. Mhn penjelasan serta Referensi@...Syukran!
· · · 12 July at 16:36


    • Nyak Cut boleh. Rasulullah menikah dibulan syawal. ref. aishah ummul mukminin, karya khalid abu shalih, hanya pd jaman jahlyah dan org awam skg takt thaun maka tdk menkah pd bulan syawal.
      12 July at 17:06 via Mobile · · 2

    • Sabiran Gibran Kenapa ustadh Alfarisi Kluetku berguru kepada mbah Google... Maktabah syamilah tak ada kah...
      #saya juga gak ada,, hahhahahaha
      12 July at 17:28 · Edited · · 1

    • Alfarisi Kluetku lagi nggak ada juga ne, hehe...

    • Sabiran Gibran Nyan pertanyaan nyan ta tanyong bak Tgk Kadhi KAU Ulee Glee Tgk Mukhlisuddin Marzuki
      atau bak senior Tgk Teuku Zulkhairi.. Mohon penjelasan,,, Syukran,,,,
      12 July at 17:29 · · 2

    • Alfarisi Kluetku Nyak Cut@ Mungkin ini yg saudari maksud وأن يكون العقد في المسجد ويوم الجمعة وأول النهار وفي شوال وأن يدخل فيه أيضا
      ( قوله ويوم الجمعة ) أي وأن يكون في يوم الجمعة لأنه أشرف الأيام وسيدها وقوله أول النهار أي وأن يكون في أول النهار لخبر اللهم بارك لأمتي في بكورها حسنه الترمذي ( قوله وفي شوال ) أي ويسن أن يكون العقد في شوال وقوله وأن يدخل فيه أي ويسن أن يدخل على زوجته في شوال أيضا والدليل عليه وعلى ما قبله خبر عائشة رضي الله عنها قالت تزوجني رسول الله صلى الله عليه وسلم في شوال ودخل فيه وأي نسائه كان أحظى عنده مني وفيه رد على من كره ذلك

    • Alfarisi Kluetku Setelah dijelajahi kitab di pustaka maka ditemukan jawaban terhadap anggapan mbak google bahwa tdk baik menikah di hari jum'at bulan syawal, ternyata itu keliru, krn hari jum'at adlah hari yg paling mulia dari hari2 yg lain. ini berdasarkan pemahaman dari teks kitab yg tlh ditulis di atas dari i'anatutthalibin juz 3 hal. 274 cet daru ihya atturas al-arby
      12 July at 21:00 · · 1

    • Alfarisi Kluetku NAMUN belum ditemukan jawaban tengtang tanggal hijriah yang paling baik...mhn tambahannya.
      12 July at 21:01 · · 1

    • Alfarisi Kluetku Kitab Tuhfah almuhtaj juz 7 hal 216 cet. Daru Saadir.

    • Mukhlisuddin Marzuki Saya tak paham dg tgl2 nyan...
      13 July at 13:25 via Mobile · · 1

    • Teuku Zulkhairi pajan man rencana meunikah? hehe

    • Alfarisi Kluetku Mukhlisuddin Marzuki hasil pemahaman ln dari matan kitab tuhfah dan i'anah hanya disunatkan menikah dlm masjid pada hari jum'at bulan syawal berdasarkan hadist . disana tdk dijelaskan tanggal hijriah yg spesifik, berarti tgl tdk begitu penting. Namun na info dan ln sendiri juga blm na kesempatan utk buka bahwa dlm kitab Tajummuluk dan kitab jawoe(lupa namanya) bahwa disana disebutkan ada beberapa tgl dlm bln syawal itu tdk baik. Sekali lagi Tgk pegawai KUA Mukhlis dan Teuku Zulkhairi mungkin jeut nejelaskan kiban keterangan dari kitab2 tersebut...Insya Allah di bulan syawal nyoe Teuku Zulkhairi...

    • Alfarisi Kluetku Tgk Ibnu Ali and Ustad Agim kibanle, cinetahqek....

    • Ibnu Ali oo..guree,,payahtaci kalen dile....karena kamo treb manteng jadi hana roh tingat pajan tanggal yng get..
      15 July at 02:08 · · 1

    • Mukhlisuddin Marzuki Tgk salman....sesuai dg yg na dlm kitab Ianah...ya sunnah aqad nikah pagi jumat di bulan Syawal..berpijak pada pengalaman Aisyah.
      15 July at 04:13 via Mobile · · 1

    • Alfarisi Kluetku Kabetoi nyan tgk mukhlis, cuman tgl tulong nekalon kadang citna dlm kitab mUktabar.....

    • Mukhlisuddin Marzuki Bulan Syawal yg hana get uroe 3, 5, 8, 13, 16,21, 24, 25...(penelusuran dari kitab Tajul Muluk).....
      16 July at 13:47 via Mobile · · 1

    • Alfarisi Kluetku syukran tgk mukhlis ateh ilme serta jrih payahneh menjelajahinya...walau masalah nyan tdk menjdi hal yg haram/wajib,,,namun demi menghargai ureung tuha maka tacok uro selain yg nesebutkan, dan dianggap selesai utk smntara judul nyoe....hehe....Thank's

    • Sabiran Gibran Nyan peunutoh Tgk Kadhi neu peutimang beu jroeh,, Meuhan han geu peunikah euntuk,, kon nyoe meunan Tgk Mukhlisuddin Marzuki?
      16 July at 17:20 · · 2

    • Muda Waly ass...wr...wb...puhaba teungku

Diskusi FB Tentang IMSAK PUASA

Butuh respon dari kawan-kawan semua mengenai tulisan ini
*IMSAK BUKAN AJARAN RASULULLAH SAW*

Imsak hanya dikenal di asia Tenggara (Khususnya di Indonesia), kemungkinan yang membuat ajaran Imsak Ini berniat baik agar kita Ada waktu untuk bersiap diri melaksanakan sholat dan mempersiapkan waktu terbitnya fajar. Namun, dia lupa bahwa Islam yg diajarkan Rasulullah SAW sudah sempurna sehingga ti
dak perlu ditambah atau dikurangi, akibatnya pada hari ini banyak umat menganggap batas akhir makan sahur adalah Imsak, sehingga menghilangkan Ajaran Rasulullah SAW yang sesungguhnya.

Dalil: "Jika salah seorang Dari Kamu Mendengar Adzan Sedangkan Ia Masih Memegang Piring (Makanan),Maka Janganlah Ia Meletakkannya Hingga Ia Menyelesaikan Hajatnya (makannya)
... [HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dishahihkan oleh Adz Zahabi]

Ibnu Umar berkata, "Alqamah Bin Alatsah Pernah Bersama Rasulullah,Kemudian Datang Bilal akan mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah Saw Bersabda, "Tunggu sebentar wahai bilal..!, Alqamah sedang makan sahur"
[Hadist ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani]

"Dan Makan Dan Minumlah Kamu Hingga Terang Bagimu Benang Putih Dan Benang Hitam Yaitu Fajar"
(Al Baqarah : 187)

Jadi sahabatku,Batas Santap Sahur Adalah Adzan Shubuh, Bukan IMSAK.

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah" (Al Hasyr : 7)

Mohon sebarkan pesan ini, agar tidak makin tersebar kesalahan dan kekeliruan di masyarakat. Terutama di keluarga kita
· · · 28 July at 11:38

    • Nawawi Hakimis mantaaap.
      akhy Alfarisi Kluetku, waktu shubuh pun mesti diKOREKSI kembali.
      Sudah kah waktu ghalas didapati sesuai dengan imsakiyah versi ahli hisab...?
      28 July at 11:42 · · 1
    • Alfarisi Kluetku Tgk Nawawi Hakimis almusykilah mazidah kaman hehe...
      28 July at 11:45 · · 1
    • Nyak Cut mantap. . . . . semua harus di tinjau kembali.
    • Alfarisi Kluetku Yg sdh jelas dlm ktb2 yg kaleuh tabaca bhwa waktu puasa MULAI TERBIT FAJAR(saadiq) HINGGA TERBENAMMNYA MATAHARI. Kiban Tgk Nawawi Hakimis nyoe menan...
      28 July at 11:49 · · 1
    • Azam HM alhamdulillah..!
      makasih bang..
      dulunya sempat bingung juga ttng ne,
      alhamdulillah sekarang dah da jawabannya...
    • Alfarisi Kluetku Sehemat saya mengenai Ilat(alasan) NIAT PUASA tdk menyertai dg perbuatan (yaitu niat yg seharusnya menyertai dg terbitnya fajar sadiq) YAITU GHAIRU IMKAN/tdk mungkin. APAKAH ADA KAITANNYA DG IMSAK...???
    • Azam HM jadi,,
      apa hukumnya membuat imsakiyah..??
    • Mukhlisuddin Marzuki Kita setuju dg argumen, mulai puasa saat terbit fajar...dan imsak adalah bid'ah (menrt saya itu bidah hasanah, nant ada alasannya).

      Jika berpatokan saat mulai puasa dg kumandang azan..sya kurang setuju..krna kdgkala...azan dilakukan stelah terbit fajar dg selang waktu hingga 5 menit, tergantung kesiapan muazzin.

      Terkait dg Istilah Imsak yg kita dengarkan itu adalah salah satu ihtiyad dalam ibadah....dimana dg adanya imsak, yg berpuasa sudah tau batas boleh makan minum...dan tetap bukan imsak sebagai awal berpuasa..tapi...terbit fajar.
      28 July at 12:07 via Mobile · · 2
    • Alfarisi Kluetku ‎1. Bid'ah Hasanah 2. Ihtiyad dalam ibadah(Berhati-hati dlm ibadah)
    • Alfarisi Kluetku kiban pemahaman sebenarjih hadist nyoe عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا: عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ بِلاَ لاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَشْرَبُوا حَتَّى تَسْمَعُوا تَأْذِيْنَ ابْنِ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ لاَ يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلَعَ الْفَجْرُ

      Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Apabila Bilal memperdengarkan adzan pada malam hari, makan dan minumlah sehingga kamu mendengar adzan yang akan diperdengarkan oleh Ibnu Ummi Maktum, karena dia tidak mengumandangkan adzan hingga terbit fajar.’” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
    • Nawawi Hakimis Hasil pantauan sementara (belum berkeseimpulan) saat ghalas adalah sekitar 25-30 menit setelah waktu shubuh dalam imsakiyah
      Wallahu A'lam.
      28 July at 13:03 · · 1
    • Alfarisi Kluetku ya, tpi udh agak mengkrucut bhwa imsakiyah bukan sunnah namun Bid'ah Hasanah dan demi Ihtiyad dalam ibadah. Lantas apakah dlm hal masuknya waktu puasa itu disunatkan agar ada Ihtiyad??? Kiban Tgk Mukhlisuddin Marzuki
    • Mukhlisuddin Marzuki Secara dhahir Nash hana merempok dlm kitab...tapi secara aql....lon rasa perlu ihtiyad..krna...terbitnya fajar bukanlah suatu yg konkrit /tahdidiyah....makanya untuk bek sampee hana saha puasa..lebeh goet ta peaway menahan diri dari makan minum...
      28 July at 13:19 via Mobile · · 2
    • Alfarisi Kluetku apakah tdk termasuk mengada2 hal yg tdk disyariatkan atau disunnahkan?
    • Nawawi Hakimis Yang leubeh parah na kaeuh hana shah shalat shubuh dum. karena syarat shah shaat na keuh turi watee dst
    • Alfarisi Kluetku yaya...bagiamana Tgk Ibnu Ali tentang ihtiyad dlm menentukan awal waktu puasa/imsak..mungkinkah perkara ini bagian dari "dak maa yaribuka ila maa la yaribuka" atau kemana bisa di ilhaq masalah ini...
    • Mukhlisuddin Marzuki Guree Nawawi/...maksudnya?...
    • 'Muhammad Iqbal Jalil ikhtiath untuk imsak sangat diperlukan, karena jadwal shalat subuh sendiri telah ditambahkan dengan waktu ikhtiath selama 2 menit sesuai dngan rumus penentuan waktu shalat dalam ilmu falaq. jadi azan subuh yg dikumandangkan dngan berpedoman pada jadwal shalat telah lewat dari waktu yg sbnrnya karna ditambah waktu ihtiath. jadi bila kita imsak bersamaan dngan azan subuh, maka kita sebenarnya baru melakukan imsak setelah terbit fajar.

      mengenai penentuan imsak yg dikurangi waktu ikhtiath dianggap bid'ah hasanah saya pikir perlu ditinjau kembali, karena ada dasar hadist ttg perintah berikhtiath,

      soe meuen bineh mon takot2 rhet lam mon. . .
      28 July at 23:32 via Mobile · · 1
    • Mukhlisuddin Marzuki Alhamdulillah..pendapat tgk Iqbal...rasanya cocok..
    • Mukhlisuddin Marzuki Alhamdulillah..pendapat tgk Iqbal...rasanya cocok..
      28 July at 23:39 via Mobile · · 1
    • Alfarisi Kluetku mhn di share teks kitabnya atau hadist yg berkenaan dg ihtiath...
    • Aneuk Sh Keu seubagai pencerahan lipeh mantog, nyo na bcut sang tentang kajian hadist dan kitab2 ulama mazhab yg patut ta pertimbangkan dong2 na matan kitab yg asli..he..he..

      as-salafiyyah.blogspot.com/2010/08/bolehnya-imsak-menurut-fatwa-para-ulama.html?m=1
      30 July at 06:19 via Mobile · · 1
    • Alfarisi Kluetku BAGAIMANA SEBENARNYA HUKUMNYA BER-IMSAK TERSEBUT?

      Berikut kami tampilkan fatwa Habib Umar bin Hafidz, seorang ulama ahlus sunnah waljamaah.

      Pertanyaan:
      Banyak orang yg makan sampai waktu adzan tiba, yaitu ia tidak berimsak kecuali tatkala mendengar adzan. Apakah hal ini diperbolehkan atau dia wajib berimsak sebelumnya?

      Jawaban:
      Tidak diragukan lagi bahwa ber-imsak itu lebih afdhal. Selama belum terbitnya fajar diperbolehkan baginya untuk makan apa yang dikehendakinya. Akan tetapi berhati-hati dengan imsak sebelum azan dengan (untuk menjaga) satu jangka masa adalah baik. Apabila seseorang sampai fajar telah terbit lalu dia makan dan minum, kemudian ternyata perbuatannya itu (yakni makan/minumnya tadi) berlaku setelah terbit fajar, maka berdosalah dia dan wajib atasnya untuk berpuasa sehari sebagai ganti puasanya hari tersebut (yakni apabila nyata bahawa dia telah makan dan minum setelah fajar terbit, maka dia berdosa dan wajib qadha).

      Oleh itu, maka berhati-hati itu lebih utama dan yang sedemikian itu telah diambil oleh para ulama daripada apa yang datang dalam hadits yang mulia:

      “Berapa masa antara sahur s.a.w. dan sholat ? Dijawabnya : Sekadar 50 ayat. 50 ayat dikadarkan dengan seperempat jam atau sepertiga, atas sekurang-kurangnya. Oleh karena itu, imsak sebelum fajar dengan seperempat jam atau sepertiga jam adalah awla dan ahwath (terlebih utama dan terlebih berhati-hati).
      30 July at 13:13 · · 2
    • Alfarisi Kluetku Oleh karena bab Ihtiyath (berhati-hati) dengan imsak itu luas dan dipersempitkanlah dia oleh seseorang itu atas dirinya menurut kehendaknya seperti dipuasakannya sehari yang sempurna itu dengan didatangkannya sebelum hari tersebut (yakni sebelum tiba fajar hari tersebut) dengan 10 minit atau 15 minit (sebagai ihtiyath bagi dirinya untuk mendapatkan kesempurnaan puasa satu hari tersebut). Karna menjatuhkan dirinya dalam keraguan pada yang sedemikian adalah satu keburukan dalam muamalah dengan Allah al-Jabbar s.w.t. Bahkan sewajarnya dia berihtiyath sebelum fajar, maka berimsaklah dia sebelum fajar. Dan pada Maghrib, sedemikian juga dia berihtiyath (berhati-hati) untuk tidak berbuka sehingga diyakini terbenamnya matahari. Wa billahit tawfiq.

      Allahu a’lam

      PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG IMSAK

      Sebenarnya ketetapan waktu imsak sebagai ihtiyath itu punya dasarnya. Habib Hasan bin Ahmad bin Saalim al-Kaaf menyebut dalam “at-Taqriiraat as-Sadiidah fil Masaa-ilil Mufiidah” yang merupakan talkhish daripada ajaran guru-guru beliau terutama sekali al-’Allaamah al-Faqih al-Muhaqqiq al-Habib Zain bin Ibrahim bin Zain BinSmith, pada halaman 444 menyatakan :

      …”Dan imsak daripada makan (yakni bersahur) itu mandub (disunnatkan) sebelum fajar kira-kira sekadar pembacaan 50 ayat ( sekadar seperempat jam @ 15 minit)”.

      diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari berbunyi:-
      Daripada Sayyidina Anas meriwayatkan bahawa Sayyidina Zaid bin Tsabit r.a. berkata: “Kami telah makan sahur bersama-sama Junjungan Nabi s.a.w., kemudian baginda bangun mengerjakan sembahyang. Sayyidina Anas bertanya kepada Sayyidina Zaid:- “Berapa lamanya antara azan (Subuh) dengan masa makan sahur itu ?” Dia menjawab: “Kira-kira sekadar membaca 50 ayat.”

      Hadis ini menunjukkan bahawa jarak atau senggang masa antara bersahurnya Junjungan s.a.w. dan azan Subuh ialah kira-kira 50 ayat. Sekali-kali ianya tidak membawa makna yang Junjungan s.a.w. makan sahur sehingga berkumandang azan Subuh, yang jelas ialah ia menyatakan bahawa Junjungan bersahur dan berhenti kira-kira kadar pembacaan 50 ayat sebelum masuk waktu Subuh. Inilah yang difahami oleh para ulama kita sehingga menetapkan kesunnahan berimsak dalam kadar pembacaan 50 ayat tersebut yang dianggarkan pada kadar 10 – 15 minit.

      Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani rhm. dalam “Fathul Baari” tatkala mensyarah maksud hadits di atas antara lain menyatakan:-
      “Dan telah berkata Imam al-Qurthubi: “Padanya (yakni dalam kandungan hadits di atas) bukti atas bahawasanya selesai daripada sahur adalah sebelum terbitnya fajar….”

      Jadi jelas dinyatakan oleh Imam al-Qurthubi bahawa selesainya sahur Junjungan Nabi s.a.w. menurut hadits di atas ialah sebelum terbitnya fajar (qabla thulu`il fajri), yang memberi maksud bahawa tidaklah Junjungan s.a.w. terus-menerus bersahur sehingga terbit fajar.
      Selanjutnya Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani juga menyatakan bahawa:-
      “Maka disamakan Zaid bin Tsabit akan yang demikian itu dengan ukuran pembacaan al-Quran sebagai isyarat bahawa waktu tersebut (yakni waktu senggang antara selesai sahur dan azan) adalah waktu untuk ibadah membaca al-Quran.”

      Jadi bukanlah waktu itu untuk mengunyah makanan lagi, inilah yang dimaksudkan.

      Al-’Allaamah Badruddin al-’Ayni rhm. pula dalam “‘Umdatul Qari” menyatakan:-
      “Hadits Zaid bin Tsabit menunjukkan atas bahawasanya selesai daripada sahur adalah sebelum fajar dengan kadar pembacaan 50 ayat.”

      Beliau juga menulis:-
      “Bahawasanya padanya (yakni pada hadits Zaid tersebut) mentakhirkan sahur sehingga tinggal waktu antara azan dan makan sahur itu kadar pembacaan 50 ayat… maka dari situ ianya menunjukkan bahawasanya mereka (Junjungan Nabi s.a.w. dan sahabat ) menyegerakan dengan bersahur sehingga tinggal (masa) antara mereka dan fajar kadar yang tersebut.”

      Yakni Junjungan dan sahabat berhenti bersahur dalam keadaan masa antara mereka dengan fajar itu kadar pembacaan 50 ayat dan tidaklah bermaksud yang mereka mentakhirkan sahur sehingga terbitnya fajar shodiq.

      Imam an-Nawawi rhm. dalam “Syarah Muslim” tatkala mensyarahkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim daripada Abu Bakar bin Abu Syaibah yang kandungannya hampir sama dengan hadits Imam al-Bukhari di atas dengan perbezaannya bahawa dalam lafaz al-Bukhari dinyatakan “berapa kadar masa antara azan dan sahur” dan dalam hadits Muslim pula digunakan “berapa kadar masa antara keduanya”, menyatakan:-
      “… padanya (yakni dalam hadits tersebut) terkandung anjuran untuk mentakhirkan sahur sehingga sedikit sebelum fajar”, ( yakni kita mengakhirkan makan sahur ke waktu yang hampir dengan fajar di mana selesainya kita bersahur masih berbaki sedikit waktu sebelum fajar shodiq terbit).

      Tidaklah Imam an-Nawawi menyatakan bahawa mentakhirkan makan sahur itu sehingga terbit fajar, tetapi mentakhirkan sahur sehingga sedikit sebelum fajar. Perhatikanlah, dan bertitik tolak dari pemahaman di ataslah maka ulama kita menetapkan adanya waktu imsak yang sunnat untuk menyelesaikan makan sahur (yakni bagi yang telah bersahur).
      Untuk lebih jelas kedudukannya dalam mazhab kita, lihatlah keterangan Al-’Allaamah Sayyid ‘Abdullah al-Jurdani dalam “Fathul ‘Allam bi syarhi Mursyidil Anaam” juzuk 4 halaman 59 yang menyebut:-

      “Telah berkata Imam ar-Ramli rhm. seperti (kata) Imam Ibnu Hajar rhm. selepas menyebut kedua mereka akan hadits Zaid bin Tsabit tersebut: “
      Dan padanya (yakni terkandung dalam hadits tersebut) penetapan bagi kadar yang menghasilkan dengannya kesunnahan mentakhir sahur. Iaitu yang afdhalnya bahawa ditakhirkannya sahur tersebut sehinggalah sekira-kira selesai daripadanya (yakni selesai daripada bersahur) dan masih berbaki malam (yakni masih belum terbit fajar shodiq) sekadar (pembacaan) 50 ayat.

      Dan pendapat agar berhenti bersahur sebelum terbit fajar ini juga dapat dilihat dalam aqwal mazhab yang lain. Contohnya, Syaikh Abu as-Su`uud ad-Dusuuqi al-Maliki dalam “Haasyiah ad-Dusuuqi” juzuk 1 halaman 503 menyatakan:-
      “Dan mentakhirkan sahur iaitu ke pertiga akhir malam, dan masuknya waktu untuk bersahur dengan pertengahan malam yang akhir dan jika diakhirkan ianya adalah afdhal. Maka telah warid bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. telah mengakhirkan sahur sehingga kira-kira selesainya baginda daripada bersahur dan terbitnya fajar (masa) kadar apa yang dibaca si pembaca 50 ayat.”

      Sebagai keterangan tambahan, ada juga pendapat segelintir ulama (kata qil) yang berpegang bahawa kewajipan imsak berlaku sebelum terbitnya fajar shodiq, sebagaimana disebut oleh Ibnu Rusyd dalam “Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid” juzuk 2, mukasurat 37 di mana beliau, berhubung kata qil ini, menyatakan:-
      “…Dan mereka yang berpendapat bahawasanya imsak itu wajib sebelum fajar shodiq, maka pendapat mereka ini adalah berdasarkan kepada ihtiyath dan saddudz dzarii`ah dan ianya adalah pendapat yang lebih wara` (berhati-hati) antara dua pendapat tersebut…”

      Walau bagaimanapun, pendapat ini adalah kata qil yang tidak dipegangi dalam mazhab kita dan mazhab jumhur. Mazhab kita dan mazhab jumhur tidaklah mewajibkan imsak sebelum terbit fajar ini, hanya kita memandang sunnat dan afdhal untuk berhenti sahur kira-kira 10 – 15 minit sebelum terbit fajar. Oleh itu isu ini bukanlah perkara asasiyyah yang wajar untuk diperbesarkan.

      Wallahu a’lam
      30 July at 13:14 · · 1
    • Mukhlisuddin Marzuki Barakallah...wa syukrulillah...jawaban yang mengagumkan......

      Dan saya bersyukur tgk...tadi pagi saat mengisi pengajian rutin di Mesjid Kecamatan..para jamaah mempertanyaan ttg Imsak...dan alhamdulillah dg adanya pertanyaan dri tgk salman 2 hari silam telah membuka kesempatan saya untk mengkaji dan menjawab para penanya....
      30 July at 14:06 via Mobile · · 1
    • Alfarisi Kluetku luar biasa...bereh-bereh...cuman lon na yg hana awqa' finafsi lom tentang hadist2 tersebut, baik yg menentang atau yg mendukung...krn hana teme baca kiban penjelasan atau kekuatan hadist tersebut.
    • Nawawi Hakimis yang pakar hisab sona lam dayah..?
      jeut lah ta lake bantu nibak beliau nyan ttg bahasan status.
      30 July at 14:43 · · 1
    • Mukhlisuddin Marzuki sang hana loem na tgk Nawawi Hakimis,,,,
    • Nawawi Hakimis Hm... kalau juru hisab lam kalender mudi ...?
    • Alfarisi Kluetku Ahli hisap rame tgk Nawawi Hakimis hahahaha....
      30 July at 14:58 · · 1
    • Mukhlisuddin Marzuki Hisap (pakek P) beda dengan hisab (pakek B) kan tgkl,,,hahahahha
    • Alfarisi Kluetku wkwkkwkwk...
    • 'Muhammad Iqbal Jalil hadist yg jadi landasan ihtiath,
      Man hama haulal hima, yusyaqu an yaqa'a fiihi.
    • Alfarisi Kluetku maksud lon tentang hadist nyoe "Jika salah seorang Dari Kamu Mendengar Adzan Sedangkan Ia Masih Memegang Piring (Makanan),Maka Janganlah Ia Meletakkannya Hingga Ia Menyelesaikan Hajatnya (makannya)
      ... [HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Hakim, dishahihkan oleh Adz Zahabi]

      Ibnu Umar berkata, "Alqamah Bin Alatsah Pernah Bersama Rasulullah,Kemudian Datang Bilal akan mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah Saw Bersabda, "Tunggu sebentar wahai bilal..!, Alqamah sedang makan sahur"
      [Hadist ini dihasankan oleh Syaikh Al Albani] SERTA HADIST NYOE KIBAN MEFOM “Berapa masa antara sahur s.a.w. dan sholat ? Dijawabnya : Sekadar 50 ayat. 50 ayat dikadarkan dengan seperempat jam atau sepertiga, atas sekurang-kurangnya. Oleh karena itu, imsak sebelum fajar dengan seperempat jam atau sepertiga jam adalah awla dan ahwath (terlebih utama dan terlebih berhati-hati)
    • Mukhlisuddin Marzuki Nyan ka payah takaji hadist...lon angkat jaroee siploeehh ateh jeumala...
    • Alfarisi Kluetku wkwkwk...kon menan tgk muklis, tpi krn seakan2 hadist tersebut mendukung kedua blh pihak...maka mesti petepat pat diduk surah hadist trsbut wlw tanyoe mntong tingktan muqallid...mnyoe koen lage ureng droene yg petepat socit laen....
    • Ukhty Sarah minta izin share ya

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews