Thursday 8 March 2012

KUNJUNGAN SILATURAHMI YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL-AZIZIYAH SAMALANGA ACEH KE INTERNATIONAL ISLAMIC UNIVERSITY MALAYSIA



















*Kuala Lumpur*
Rombongan Yayasan Pendidikan Islam Al-Aziziyah, Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh, Indonesia telah melakukan kunjungan resmi ke kampus International Islamic University Malaysia pada tanggal 24 Februari 2012 tepatnya jam 3 PM waktu Malaysia. Di dalam sebuah ruang pertemuan Fakultas Kulliyah Of Islamic Revealed Knowledge And Human Sciences IIUM atau yang lebih dikenal dengan sebutan University Islam Antar Bangsa itu, rombongan berjumlah 7 orang telah mengadakan kunjungan dan silaturrahmi dengan pihak University Islam Antar Bangsa dalam rangka menjalin persaudaraan dan berbagi informasi dan menyangkut dengan pengembangan pendidikan Islam khususnya dalam wilayah Melayu Nusantara. 

Rombongan yang berjumlah tujuh orang itu dipimpin oleh yang mulia Tgk. H.Hasanul Bashri atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abu MUDI (pendiri Yayasan Pendidikan Islam dan Mursyidul Am Dayah/Pondok MUDI Mesjid Raya, Samalanga, Aceh). Tgk.Sayed Mahyeddin(Ketua Yayasan Al-Aziziyah), Tgk.Muntasir, S.Ag.,MA(Ketua STAI Al-Aziziyah Samalanga), Tgk.Sulaiman Daud(bendahara YPIA), Iskandar Ibrahim, S.Ag,.MA(Pembantu ketua STAI Al-Aziziyah), Tgk.Zakaria(Warga Aceh yang sudah lama di Malaysia) dan saya sendiri.

Rombongan Yayasan Al-Aziziyah tersebut disambut leh Assoc. Prof. Dr. Hj. Abdul Rahman Bin Chik (Deputy dean Academic Affairs IRK Division), DR. Samsuddin Arif (Pensyarah IIUM) dan Perwakilan Universitas Islam Antar Bangsa lainnya. Yayasan Pendidikan Islam Al-Aziziyah (YPIA) adalah sebuah lembaga pendidikan Islam terbesar di Aceh yang menyelanggara perpaduan antara sistem pendidikan pondok dengan sistem universiti dan memiliki ratusan alumni yang telah mendirikan pondok pesantren, balai pengajian dan lebaga pendidikan Islam lainnya di Aceh dan beberapa daerah di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, pihak yayasan Al-Aziziyah menyampaikan segala tantangan di awal berdirinya STAI Al-Aziziyah dan hambatan hingga peningkatan mutu dosen STAIA yang kini masih ada sebagiannya yang bergelar strata satu (Undergraduate) dan keinginan mereka untuk melanjutkan ke master dan doktor serta diberikan kemudahan oleh Universitas Islam Antar Bangsa. Alhamdulillah,  Tuan Abdul Rahman Bin Chik itu menyambut baik dan mengharapkan untuk membuat secepatnya dalam satu nota memorandum kerjasama (MOU).

Ditambahkan, pihak yayasan Al-Aziziyah juga membuka diri untuk para donatur untuk program pengembangan Kampus STAI Al Aziziyah di Batee Iliek, Bireuen. “Kami sudah punya 16 hektare lahan untuk pengembangan kampus tersebut. Kita ingin mencerdaskan orang jujur, dalam artian santri dayah tradisioanal bisa memperoleh pendidikan formal di STAI Al Aziziyah. Namun, pengembangan ini butuh donatur. Kita harap, ada donatur yang membantu pengembangan STAI tersebut,” pungkas Tgk.Muntasir.

Setelah dilakukan pertemuan yang berlangsung satu jam lebih itu, para rombongan dipersilakan untuk mencicipi makanan yang disediakan oleh pihak Universiti. Sambilan makan, mereka terus melanjutkan pembicaraan dan tukar informasi dan mereka sangat akrab, terlebih ketika Bapak Iskandar Ibrahim terus bercerita tentang Aceh setelah tsunami.

Di akhir tulisan ini, penulis ingin mengungkapkan isi hati yang sangat senang dan bahagia dengan kehadiran guru-guru saya yang mulia ke tempat saya menimba ilmu dalam sebuah kata "Bukan takut, tapi segan. Bukan berlebihan tapi sebuah kewajiban, keindahan, kesenangan, kebahagian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, semoga Allah memberkati pertemuan ini.
كنت عبدا لمن علمنى ولو كان حرفا




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews